Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tampaknya akan melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Tanda-tanda depresiasi rupiah sudah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF).
Berikut kurs dolar AS di pasar NDF beberapa saat setelah penutupan perdagangan spot akhir kemarin dibandingkan hari ini, Selasa (24/3/2020), mengutip data Refinitiv:
Periode |
Kurs 23 Maret (16:06 WIB) |
Kurs 24 Maret (07:07 WIB) |
1 Pekan |
Rp 16.672,25 |
Rp 16.621 |
1 Bulan |
Rp 16.884 |
Rp 16.920 |
2 Bulan |
Rp 17.021,45 |
Rp 17.068,5 |
3 Bulan |
Rp 17.154,63 |
Rp 17.216,75 |
6 Bulan |
Rp 17.471,4 |
Rp 17.521,75 |
9 Bulan |
Rp 17.683,9 |
Rp 17.496 |
1 Tahun |
Rp 17.833,13 |
Rp 17.961,5 |
2 Tahun |
Rp 18.938,9 |
Rp 18.415 |
Berikut kurs Domestic NDF (DNDF) yang kali terakhir diperbarui pada 23 Maret pukul 14:58 WIB:
Periode |
Kurs |
1 Bulan |
Rp 16.700 |
3 Bulan |
Rp 17.025 |
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.
Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah.
Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu selalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
https://ift.tt/2WzCPSd
March 24, 2020 at 07:10AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mau Melemah Lagi, Rupiah?"
Post a Comment