Begitu perdagangan dibuka, rupiah langsung menguat 1,08% ke Rp 16.100/US$. Sempat memangkas penguatan, rupiah akhirnya kembali melaju hingga menguat 1,38% ke Rp 16.050/US$.
Tetapi sayangnya penguatan tersebut gagal dipertahankan, di akhir perdagangan rupiah kembali ke level Rp 16.100/US$. Meski demikian, dengan penguatan 1,08% rupiah akhirnya menjadi juara alias mata uang dengan kinerja terbaik di Asia.
Di dua hari sebelumnya, rupiah selalu menduduki posisi terbaik ketiga. Total dalam tiga hari perdagangan Mata Uang Garuda mencetak penguatan 2,72%.
Yang lebih istimewa lagi, mayoritas mata uang utama Asia melemah melawan dolar AS pada hari ini. Hanya rupiah yang menguat tajam dan yen Jepang yang mencatat penguatan moderat.
Melihat hal ini, Gubernur BI Perry Warjiyo memiliki komentar tersendiri. "Rupiah mengalami penguatan dan cenderung stabil. Sejak Selasa, mekanisme pasar berlangsung baik, bid-offer berlangsung. Terima kasih kepada pelaku pasar, juga eksportir, termasuk investor global," kata Perry Warijyo pekan ini.
Menurut Perry, sentimen positif di pasar keuangan global membantu penguatan di pasar keuangan domestik. Di AS, Senat telah meloloskan proposal stimulus fiskal senilai US$ 2 triliun. Stimulus dari pemerintahan Presiden Donald Trump itu akan melalui proses pembahasan di House of Representatives.
"Dari US$ 2 triliun ini dialokasikan US$ 100 miliar untuk kesehatan, US$ 350 miliar untuk UMKM, US$ 250 miliar untuk tenaga kerja, dan US$ 500 miliar untuk dunia usaha di samping alokasi bantuan sosial," kata Perry.
Sejak Selasa, mekanisme pasar berlangsung baik, bid-offer berlangsung. Terima kasih kepada pelaku pasar, juga eksportir, termasuk investor global," kata Perry Warijyo, Gubernur Bank Indonesia (BI), dalam briefing seputar perkembangan ekonomi terkini.
Menurut Perry, sentimen positif di pasar keuangan global membantu penguatan di pasar keuangan domestik. Di AS, Senat telah meloloskan proposal stimulus fiskal senilai US$ 2 triliun. Stimulus dari pemerintahan Presiden Donald Trump itu akan melalui proses pembahasan di House of Representatives.
"Dari US$ 2 triliun ini dialokasikan US$ 100 miliar untuk kesehatan, US$ 350 miliar untuk UMKM, US$ 250 miliar untuk tenaga kerja, dan US$ 500 miliar untuk dunia usaha di samping alokasi bantuan sosial," kata Perry lagi.
(sef/sef)
https://ift.tt/2vWAFB3
March 29, 2020 at 11:13AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kala Rupiah Paling Top di Asia, Ini Penjelasan Gubernur BI"
Post a Comment