Warga Tewas Bisa 200 Ribu, AS Perrpanjang Social Distancing

Jakarta, CNBC Indonesia - Kematian akibat pandemi virus corona di Amerika Serikat (AS) diprediksi akan mencapai 200 ribu kasus dalam dua minggu mendatang. Guna "memperlambat penyebaran" virus, Presiden AS Donald Trump memperpanjang masa jarak sosial (social distancing) hingga 30 April.

"Diperkirakan bahwa puncak dalam tingkat kematian kemungkinan akan mencapai dalam dua minggu," kata Trump saat pengarahan di Taman Mawar Gedung Putih, dikutip dari AFP.

"Tidak ada yang lebih buruk dari pada mengumumkan kemenangan sebelum kemenangan dimenangkan," katanya. "Sangat penting bahwa setiap orang sangat mengikuti pedoman."

Prediksi ini juga dikatakan oleh pakar penyakit menular top pemerintah sekaligus direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, Anthony Fauci. Dalam sebuah wawancara dengan CNN Internasional, Fauci mengatakan bahwa pandemi tersebut dapat menyebabkan antara 100.000 hingga 200.000 kematian di AS.

Selain itu, Fauci mengatakan sekitar 56% dari infeksi baru di AS berasal dari wilayah Kota New York. Dibandingkan dengan kebijakan karantina, Fauci sangat merekomendasikan untuk menerbitkan aturan perjalanan untuk New York area metro.

"Apa yang tidak Anda inginkan adalah orang-orang bepergian dari daerah itu ke daerah lain di negara itu dan secara tidak sengaja menulari orang lain," kata Fauci, dikutip dari CNN Internasional.

Sejak 2010, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, flu telah menewaskan antara 12.000 dan 61.000 orang Amerika per tahun. Pandemi flu pada 1918-1919 juga menewaskan sebanyak 675.000 orang di negara Paman Sam tersebut.

Maka tidak heran jika virus corona (COVID-19) dapat memakan banyak korban di AS. Menurut data Worldometers AS memiliki 141.854 kasus terinfeksi, dengan 2.475 kasus kematian yang naik dua kali lipat dalam beberapa waktu terakhir serta 4.435 kasus berhasil sembuh.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)