Search

Minyak Kian Merana, Kini Harga Dekati di Bawah US$ 20/barel

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah kontrak futures jatuh semakin dalam seiring dengan memburuknya perkembangan pandemi virus corona (COVID-19) secara global.

Pada perdagangan Asia hari ini Senin (30/3/2020), harga minyak mentah kontrak futures anjlok lebih dari 5% dan semakin mendekati level belasan dolar AS. Pada 09.10 WIB, Brent dibanderol US$ 23,29/barel atau turun 6,58%.

Harga minyak mentah acuan Amerika Serikat (AS) yakni West Texas Intermediate juga anjlok signifikan mencapai US$ 20,34/barel atau melemah 5,44%.


Pelemahan signifikan ini terjadi seiring dengan kasus infeksi COVID-19 secara global yang terus bertambah dengan signifikan. Hanya dalam sehari jumlah kasus secara global bertambah lebih dari 100.000.
Mengacu pada data kompilasi John Hopkins University CSSE, sampai hari ini sudah ada 721.584 kasus kumulatif orang yang terinfeksi virus corona. Nyaris 34.000 orang dinyatakan meninggal dunia.

Ilmuwan senior AS Anthony Fauci memperkirakan virus ini dapat mengakibatkan 100.000-200.000 kematian di Amerika Serikat. Presiden Donald Trump menetapkan untuk memperpanjang waktu kebijakan "social distancing" hingga 30 April.

Berbagai tindakan untuk mencegah virus semakin menyebar sudah dilakukan oleh banyak negara. Salah satunya dengan cara lockdown. Namun lockdwon jelas mengganggu aktivitas ekonomi dan membuat permintaan minyak menjadi terpangkas.

Menurut Vitol sebuah perusahaan trading minyak terbesar di dunia, permintaan minyak bisa anjlok lebih dari 10 juta barel per hari (bpd) akibat pandemi ini.

Produsen top Arab Saudi dan Rusia yang terjebak dalam perang harga juga berkontribusi dalam menekan harga minyak. Pasalnya kala permintaan minyak turun drastis, pasar malah terancam kebanjiran pasokan.

Kejatuhan pasar keuangan dan harga-harga komoditas semakin meningkatkan kekhawatiran bahwa resesi akan terjadi. The Economist Intelligence Unit (EIU) bahkan meramal bahwa pertumbuhan ekonomi global akan terkontraksi 2,2% pada tahun ini.

"Gambaran ekonomi global tampak suram, dengan resesi terjadi di hampir setiap ekonomi maju di seluruh dunia. Kami berasumsi bahwa akan ada pemulihan di paruh kedua tahun ini, tetapi risiko masih sangat tinggi, karena munculnya gelombang epidemi kedua, atau ketiga yang akan menenggelamkan pertumbuhan lebih lanjut.

Pada tahap ini, sulit untuk melihat strategi selain lockdown, yang berarti bahwa ketidakpastian akan tetap tinggi. Akhirnya, kombinasi dari pendapatan fiskal yang lebih rendah, dan pengeluaran publik yang lebih tinggi, akan menempatkan banyak negara di ambang krisis utang. " kata Agathe Demarais direktur EIU Global Forecasting.

[Gambas:Video CNBC]

TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2Uq3Aae

March 30, 2020 at 09:30AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Minyak Kian Merana, Kini Harga Dekati di Bawah US$ 20/barel"

Post a Comment

Powered by Blogger.