"Kita melihat pertumbuhan ekonomi China terkoreksi bisa sampai 2%. Indonesia bisa 0,3%," ujar Airlangga.
Kendati demikian, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih aman lantaran ditopang bonus demografi. Hal itu bisa dimanfaatkan untuk bisa mendorong perekonomian untuk tumbuh.
Hanya saja, kata Airlangga, kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam bonus demografi itu harus ditingkatkan. Berkaca dari Singapura dan China yang telah sukses mendorong inovasi serta research and development (RnD), Indonesia juga akan menerapkan hal yang serupa.
"Pemerintah selain mendukung RnD juga sedang mengurangi skill gap yang mana ini terbentuk karena ada perkembangan industri 4.0," ujar Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golongan Karya itu.
Potensi dampak secara ekonomi akibat virus corona telah menjadi pembahasan berbagai kalangan. Beberapa waktu lalu, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan pertumbuhan ekonomi China tahun 2020 kemungkinan akan turun 0,4% menjadi 5,6%.
Dari dalam negeri, kekhawatiran akan virus corona membuat rupiah sepanjang pekan kemarin melemah 0,66% ke Rp 13.760/US$. Indeks dolar Amerika Serikat (AS), yang mengukur kekuatan mata uang AS naik ke 99,8, yang merupakan level tertinggi sejak 11 Mei 2017.
Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 15 poin atau 0,23% ke level 5.882. IHSG sempat mencatatkan penguatan 4 hari berturut-turut sebelum merosot 1,01% Jumat (21/2) karena kekhawatiran faktor global.
Di pasar surat utang, pasar surat utang negara (SUN) mengalami penguatan harga yang tidak terlalu besar. Tingkat imbal hasil (yield) seri acuan 10 tahun yang sering dijadikan acuan mampu turun sebesar 3 bps menjadi 6,542%.
(miq/miq)
https://ift.tt/3a3gq3b
February 24, 2020 at 08:17PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Efek Virus Corona, Airlangga Sebut Ekonomi RI Terkoreksi 0,3%"
Post a Comment