Search

Pejabat The Fed: Corona Buat Pertumbuhan Ekonomi Global Suram

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya diperkirakan akan stabil pada tahun ini akibat meredanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China, ternyata harus menghadapi tekanan dari merebaknya wabah virus corona asal Wuhan, China.
 
"Pada titik ini, sulit untuk menilai besarnya dampak ekonomi, tetapi sumber ketidakpastian baru ini (wabah virus corona) adalah sesuatu yang akan saya amati dengan cermat," kata Loretta Mester, presiden bank regional Federal Reserve di Cleveland, sebagaimana dilaporkan AFP, Selasa (25/2/2020).
 
Sebagaimana diketahui, perang dagang yang sudah berlangsung selama dua tahun terakhir antara AS-China telah mencapai kemajuan baru pada awal tahun ini. Kedua negara telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata dengan menandatangi kesepakatan dagang Fase I pada 15 Januari.

Perjanjian ini pun diperkirakan akan mampu meredakan situasi yang menegang dan mendorong pertumbuhan di 2020 meski sebagian besar tarif impor yang diberlakukan masing-masing negara selama ini masih ada dan diterapkan.


Sayangnya, wabah corona kemudian menghebohkan di awal Januari, pasca kesepakatan dagang ditandatangani, dan mengguncang ekonomi. Padahal, menurut Mester, dampak masih diberlakukannya tarif saja telah cukup membatasi pertumbuhan di tahun ini.
 
"Namun demikian, beberapa efek jangka panjang yang timbul dari perang dagang kemungkinan besar," katanya lagi, dalam pidatonya di National Association for Business Economics.
 
Bahkan, ekonomi diperkirakan akan semakin tertekan karena dampak epidemi coronavirus (COVID-19) ini dibarengi dampak dari berbagai tantangan lainnya seperti banyaknya penundaan rencana investasi, kata Mester.
 
"Tanpa investasi dalam teknologi dan modal baru, produktivitas akan terus melemah, mengurangi potensi pertumbuhan ekonomi dan standar kehidupan." katanya.
 
Lebih lanjut, menurut Mester, suramnya prospek ekonomi global juga dipengaruhi posisi China saat ini, yang adalah ekonomi terbesar kedua di dunia. Oleh karenanya tidak mengherankan jika dampak wabah COVID-19 pada ekonomi dunia akan lebih besar dari dampak yang dibawa wabah SARS, yang merebak di dunia pada 2002-2003 lalu.
 
Namun demikian, anggota pemungutan suara komite penetapan suku bunga Fed tahun ini itu tetap memiliki pandangan optimis bahwa ekonomi masih akan bisa tumbuh. Ia mengatakan itu bisa terjadi karena China kini lebih tanggap dalam menangani wabah. Selain itu, pasar tenaga kerja juga terus berkinerja baik.
  
"Di sisi lain, China sekarang memiliki lebih banyak sumber daya untuk mengatasi epidemi daripada yang terjadi pada tahun 2003, yang mungkin berarti kerugian ekonomi menjadi kurang berkepanjangan." katanya.
 
Wabah virus corona yang berasal dari China telah menewaskan 2.699 orang per hari ini, dengan kasus infeksi terkonfirmasi mencapai 80.146 di seluruh dunia. Namun, korban sembuh juga terus meningkat, mencapai 27.563 orang per hari ini, menurut data Johns Hopkins CSSE.

[Gambas:Video CNBC]

(gus/gus)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2Vj4ohS

February 25, 2020 at 06:18PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pejabat The Fed: Corona Buat Pertumbuhan Ekonomi Global Suram"

Post a Comment

Powered by Blogger.