Hal ini ditegaskan langsung oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan, sebagaimana dilansir dari AFP, Rabu (26/2/2020) waktu setempat.
"Kami tidak akan mengambil langkah kecil di Idlib, kami pasti akan mendorong rezim (Assad) ke luar perbatasan yang kami tunjuk, dan memastikan orang-orang kembali ke rumah," kata Erdogan.
Ia pun kembali mengulangi seruan pada Damaskus untuk menghentikan serangan yang dilakukan sesegera mungkin. Termasuk menarik pasukan dari pos-pos yang sesuai perjanjian, diawasi Turki.
"Waktu yang kami berikan hampir habis," katanya lagi.
"Kami berencana untuk menyelamatkan orang-orang di pos pengamatan (Idlib) dari kepungan ... akhir bulan ini."
Konflik Suriah di wilayah Barat Laut ini cukup pelik. Turki berdasarkan perjanjian dengan Rusia memiliki 12 pos pengamatan di Idlib, di mana Ankara bisa menempatkan pasukan di sana.
Namun sejak Desember, semakin agresifnya tentara Assad dan Putin, terutama melalui serangan udara, membuat tentara Turki jadi korban serangan. Ini membuat marah Erdogan yang menyalahkan rezim Assad.
Sementara itu, setidaknya 21 warga sipil dikabarkan meninggal akibat serangan yang kembali dilancarkan rezim Assad dengan bantuan tentara Rusia, Selasa (25/2/2020) waktu setempat.
Serangan yang dilancarkan melalui udara itu, sebagai mana ditulis CNN International, menyerang 10 sekolah dan sebuah rumah sakit di Idlib.
Bahkan mengutip Gabungan Perawatan Medis dan Organisasi Bantuan (UOSSM), anak-anak dan wanita menjadi bagian dari 80 warga yang kini kritis.
"Tiga perawat dan seorang dokter juga terluka," kata organisasi yang bermarkas di Jenewa, Swiss itu.
Meski demikian pemerintah Rusia mengatakan serangan itu dilakukan untuk mengambil alih sejumlah kota dan desa yang diduduki pemberontak.
"Unit tentara melakukan operasi intensif melawan teroris," ujar pemerintah sebagaimana dikutip dari media pemerintah SANA.
Sementara itu dalam perang yang terjadi dua bulan terakhir, sebanyak 832 ribu orang melarikan diri karena kekerasan yang terus terjadi.
Sebanyak 10 ribu orang kini mengungsi. Di mana 700 ribu di antaranya anak-anak dan perempuan.
Meski demikian, pemerintahan Presiden Vladimir Putin melalui Menteri Luar negeri Sergey Lavrov menolak adanya gencatan senjata. "Ini sama saja menyerah ke teroris," ujarnya.
Idlib merupakan markas kelompok yang berseberangan dengan Assad. Perang Suriah sendiri sudah terjadi sejak 2011.
(sef/sef)
https://ift.tt/2PtvLSH
February 27, 2020 at 02:13PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Assad-Putin Bom Idlib, Erdogan Janji Pukul Mundur Suriah"
Post a Comment