Ini merupakan pembalasan atas kematian 22 tentara Turki, dalam serangan udara yang sebelumnya dilancarkan Suriah yang didukung militer Rusia, sebelumnya.
"Semua target rezim (Suriah) akan terus mendapat serangan dari udara dan darat," kata Direktur Komunikasi Presiden Recep Tayyip Erdogan, Fahrettin Altun, ditulis AFP.
Ia menegaskan Turki tidak bisa menonton dan berdiri saja melihat tindakan Suriah di bawah pimpinan Presiden Bashar al-Assad.
Ia pun mendesak komunitas internasional segera bersikap untuk menghentikan kekerasan yang ditudingnya sebagai "kejahatan kemanusiaan".
"Kami tidak bisa berdiri dan menonton peristiwa masa lalu di Rwanda dan Bosnis Herzegoviba diulang di Idlib," ujarnya.
"Aktivitas Turki di tanah Suriah akan terus berlanjut."
Sebelumnya awal pekan lalu, tentara Assad menyerang Idlib. Serangan melalui udara itu menewaskan 21 orang warga sipil termasuk anak-anak.
Meski bagian Rusia, Idlib sebenarnya kini dalam pos pengawasan Turki. Hal ini sesuai dengan perjanjian Sochi tahun 2018.
Sementara itu, Rusia mengabarkan serangan Turki pada pesawat militer negeri itu di Suriah. Dikutip dari Reuters televisi pemerintah mengatakan militer Turki menggunakan rudal dan mencoba menembak jet koalisi Moskow dan rezim Suriah Bashar al-Assad.
Pemberitaan ini dikabarkan Rossiya 24. Kabar ini muncul setelah pemberontak yang dibackup Erdogan mengatakan berhasil merebut kota Nairab di provinsi Idlib, tempat perang terjadi.
"Pesawat-pesawat Suriah dan Rusia menghentikan pemberontak berulang kali. Namun langit di atas Idlib juga berbahaya. Para pemberontak dan spesialis Turki secara aktif menggunakan sistem pertahanan udara portabel," kata media itu.
Karena itu pesawat Rusia dan Suriah terpaksa mengambil tindakan balasan. Sekutu Assad ini melakukan pemboman terhadap markas pemberontak.
Kekerasan di Suriah terjadi sejak 2011. Perang yang terjadi di Suriah merupakan situasi yang sangat rumit, tidak sesederhana satu sisi melawan sisi yang lain.
Ada tiga pemeran utama dalam konflik Suriah, yakni Tentara Suriah rezim Assad, rezim anti Assad dan (IS). Namun di sini ada pemain pendukung yang tak kalah penting, yakni seperti Iran, Rusia serta Turki termasuk AS.
Tapi diantara semuanya, Rusia dan Turki-lah yang terjerumus paling dalam di perang sipil ini. Rusia mendukung Assad. Sedangkan Turki berada di belakang massa kontra Assad, terutama di daerah Idlib.
Dari data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), banyak warga menjadi korban. Bukan hanya tewas, 900.000 orang juga harus mengungsi akibat perang konflik yang terjadi sejak 2011 itu.
PBB bahkan menyebut krisis kemanusiaan terjadi merupakan yang paling mengerikan saat ini. "Mengerikan," tegas Kepala Urusan Kemanusiaan PBB dan Bantuan Darurat, Mark Lowcock, sebagaimana dikutip dari France24.
(sef/sef)
https://ift.tt/387VLto
February 28, 2020 at 07:26AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Suriah Makin Panas! Erdogan Rudal Militer Assad dan Putin"
Post a Comment