Search

Bela Turki, AS cs Kutuk Assad dan Putin di Suriah

Jakarta, CNBC Indonesia - Pimpinan NATO Jens Stoltenberg mengutuk serangan udara yang tak pandang bulu yang dilakukan oleh rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Rusia beberapa hari lalu, kata juru bicaranya, Jumat (28/2/2020).

"Mr Stoltenberg mengutuk serangan udara yang terus-menerus tanpa pandang bulu oleh rezim Suriah dan pendukungnya Rusia di provinsi Idlib, dan meminta mereka untuk menghentikan tindakan ofensif mereka, untuk menghormati hukum internasional dan untuk mendukung upaya PBB untuk solusi damai," kata Stoltenberg dalam sebuah panggilan dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, sebagaimana disampaikan AFP.

"Dia mendesak semua pihak untuk mengurangi situasi berbahaya ini dan menghindari memburuknya situasi kemanusiaan yang mengerikan di wilayah ini," tambah juru bicara itu.

Sebagaimana diketahui, beberapa hari lalu rezim yang didukung Rusia melakukan serangan di provinsi Idlib, Suriah barat laut, dan menewaskan 29 tentara Turki. Ini merupakan serangan kesekian kalinya yang dilakukan rezim ke wilayah itu dalam dua bulan terakhir.

Sebagai pembalasan atas serangan itu, pada Kamis tentara Turki membombardir markas tentara Suriah.

"Semua target rezim (Suriah) akan terus mendapat serangan dari udara dan darat," kata Direktur Komunikasi Presiden Recep Tayyip Erdogan, Fahrettin Altun.

Lebih lanjut, Altun mengatakan bahwa Turki tidak bisa menonton dan berdiri saja melihat tindakan Suriah di bawah pimpinan Presiden Bashar al-Assad.

Ia pun mendesak komunitas internasional segera bersikap untuk menghentikan kekerasan yang ditudingnya sebagai "kejahatan kemanusiaan".

"Kami tidak bisa berdiri dan menonton peristiwa masa lalu di Rwanda dan Bosnis Herzegoviba diulang di Idlib," ujarnya.

"Aktivitas Turki di tanah Suriah akan terus berlanjut."

Kekerasan di Suriah terjadi sejak 2011. Perang yang terjadi di Suriah merupakan situasi yang sangat rumit, tidak sesederhana satu sisi melawan sisi yang lain.

Ada tiga pemeran utama dalam konflik Suriah, yakni Tentara Suriah rezim Assad, rezim anti Assad dan (IS). Namun di sini ada pemain pendukung yang tak kalah penting, yakni seperti Iran, Rusia serta Turki termasuk Amerika Serikat (AS).

Tapi diantara semuanya, Rusia dan Turki-lah yang terjerumus paling dalam di perang sipil ini. Rusia mendukung Assad. Sedangkan Turki berada di belakang massa kontra Assad, terutama di daerah Idlib.

Dari data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), banyak warga menjadi korban. Bukan hanya tewas, 900.000 orang juga harus mengungsi akibat perang konflik yang terjadi sejak 2011 itu.

PBB bahkan menyebut krisis kemanusiaan ini merupakan yang paling mengerikan saat ini. "Mengerikan," tegas Kepala Urusan Kemanusiaan PBB dan Bantuan Darurat, Mark Lowcock, sebagaimana dikutip dari France24.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2Tl4YJs

February 28, 2020 at 08:37AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bela Turki, AS cs Kutuk Assad dan Putin di Suriah"

Post a Comment

Powered by Blogger.