"Kami akan terbitkan 15 miliar saham baru, sementara itu untuk targetnya dana sendiri sekitar Rp 1,5 triliun saja, tidak mencapai Rp 11,7 triliun," tegas Maria Cesilia Hapsari, Corporate Secretary Acset, saat mengklarifikasi CNBC Indonesia, Jumat (28/2/2020).
Berdasarkan prospektus awal, Acset akan menerbitkan sebanyak 15.000.000.000 (15 miliar) saham baru dengan nilai nominal saham yang akan diterbitkan yakni Rp 100/saham, tapi harga pelaksanaan rights issue ini belum ditentukan.
Perseroan akan meminta persetujuan Penawaran Umum Terbatas II ini dalam RUPSLB yang akan digelar pada 12 Maret 2020. Dana rights issue akan digunakan untuk pelunasan kewajiban utang perusahaan.
Sebelumnya CNBC Indonesia memberitakan Acset berpotensi meraih dana rights issue Rp 11,77 triliun dengan mengacu pada perhitungan asumsi harga pelaksanaan Rp 785/saham atau harga rata-rata saham Acset dalam 25 hari terakhir, dikali dengan jumlah saham yang akan diterbitkan.
Harga rerata 25 hari biasanya menjadi patokan emiten untuk menetapkan harga rights issue. Aturan itu sesuai dengan Peraturan Pencatatan Efek Nomor I-A Bursa Efek Indonesia tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa.
Lebih lanjut, Maria menjelaskan harga pelaksanaan atas saham baru masih dalam tahap perhitungan, karena hal ini mempertimbangkan beberapa faktor di antaranya, harga pasar dan faktor dilusi kepemilikan saham akibat rights issue.
"Kami belum menentukan harga perhitungan. Karena harga perhitungan mempertimbangkan beberapa faktor di antaranya, harga pasar dan faktor dilusi kepemilikan saham akibat rights issue ini," tegasnya.
Mengacu laporan keuangan, perusahaan yang dipimpin Jeffrey Gunadi Chandrawijaya itu memiliki saham beredar sebanyak 700 juta saham.
Dengan demikian, adanya 15 miliar saham baru setelah aksi korporasi rights issue II ini, maka setiap pemegang saham lama yang tidak mengeksekusi rights yang dimilikinya dapat mengalami dilusi porsi kepemilikan 22,42%.
ACST yang merupakan perusahaan kontraktor umum (general contractor) mencatatkan saham (listing) di bursa pada 2013 di harga Rp 2.500. Pada 2015, perseroan diakuisisi sayap alat berat dan tambang Grup Astra yaitu PT United Tractors Tbk (UNTR) melalui tangan PT Karya Surya Perkasa.
Sejak saat itu,GrupAstradanUNTR meminjamkandanakepadaACST untuk keperluan ekspansi. Dari total Rp 9,99 triliun pinjamanjangkapendekAcset, senilai Rp 3,2 triliun di antaranya adalah bagian jangka pendek dari pinjaman jangka panjang yang diberikan pemegang saham per akhir 2019.
(tas/tas)https://ift.tt/3a64LjY
February 28, 2020 at 10:35AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rights Issue 15 Miliar Saham, Cucu Usaha Astra Bidik Rp 1,5 T"
Post a Comment