IHSG membuka perdagangan dengan melemah 0,38% di 5.784,737. Depresiasi berlanjut hingga 0,94% ke 5.752,335 yang merupakan level terlemah sejak 13 November 2018. Setelah mencapai level tersebut, IHSG perlahan bangkit hingga nyaris stagnan di 5.806,941 di akhir sesi I.
Wabah virus corona atau Covid-19 masih menjadi penyebab utama anjloknya IHSG, bahkan bursa saham global. Bursa saham AS (Wall Street) juga mengalami aksi jual pada perdagangan Senin kemarin.
Indeks Dow Jones anjlok lebih dari 1.000 poin atau 3,56%, menjadi penurunan harian terbesar sejak Februari 2018. Dow Jones bahkan langsung masuk ke zona merah secara year-to-date. Dua indeks lainnya juga bernasib sama, S&P 500 dan Nasdaq masing-masing anjlok 3,35% dan 3,71%.
Penyebaran wabah virus corona yang pesat di luar China menjadi penyebab aksi jual tersebut. Pelaku pasar cemas wabah corona akan menjadi pandemik. Berdasarkan data satelit pemetaan ArcGis dari Johns Hopkins korban meninggal akibat virus corona sebanyak 2.699 orang, dan menjangkiti lebih dari 80.000 orang di berbagai negara.
Peningkatan pesat terjadi di Korea Selatan yang kini menjadi negara dengan jumlah kasus corona terbanyak kedua setelah China. Italia menyusul di posisi ketiga. Hingga saat ini, jumlah kasus di Korsel dan Italia sebanyak 893 dan 229 kasus.
Indonesia sejauh ini belum dilaporkan adanya kasus positif virus corona, tetapi tidak akan lepas dari masalah ekonomi. Sebabnya, negara-negara tujuan ekspor utama RI terdampak virus corona, dan perekonomiannya diprediksi melambat.
China sebagai pusat wabah corona merupakan pasar ekspor terbesar RI. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor RI ke China per Januari sebesar US$ 2,1 miliar, turun signifikan sebesar 9,15% dari Desember 2019. Nilai ekspor ke China berkontribusi sebesar 16,69% dari total ekspor nasional.
S&P memprediksi ekonomi China akan terpangkas hingga 1,2%. Sementara itu, Bank Dunia mengatakan jika ekonomi China melambat 1% maka ekonomi RI terseret turun 0,3%.
Selain China, Jepang merupakan negara tujuan ekspor terbesar ketiga RI, dengan kontribusi sebesar 8,88% dari total ekspor, dan Singapura menjadi pasar terbesar kelima dan ke-tujuh dengan kontribusi 5,95%. Sementara Korea Selatan merupakan tujuan ekspor terbesar ke-tujuh, yang berkontribusi 3,78% dari total ekspor.
Semua negara tersebut diprediksi mengalami pelambatan ekonomi, sehingga nilai ekspor RI berisiko tergerus. Dampaknya, IHSG terus mengalami tekanan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
https://ift.tt/3c6mBVW
February 25, 2020 at 08:13PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sempat Sentuh Level Terlemah 16 Bulan, IHSG Stagnan di Sesi I"
Post a Comment