Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) bersiap menghadapi penyebaran virus corona ketika wabah di Iran, Korea Selatan dan Italia meningkat.
Nancy Messonnier, seorang pejabat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, mengatakan kepada wartawan bahwa data penyebaran virus selama sepekan terakhir telah meningkatkan harapan akan penularan di Amerika. "Gangguan pada aktivitas sehari-hari mungkin parah," tuturnya Selasa (25/2/2020).
Sekretaris Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Alex Azar juga meminta subkomite Senat untuk menyetujui anggaran US$ 2,5 miliar untuk memperluas sistem pengawasan virus corona, membantu pengembangan vaksin dan meningkatkan stok peralatan pelindung.
Pakar WHO mendesak negara-negara untuk meningkatkan persiapan. "Pikirkan virus ini akan muncul besok. Jika kamu tidak berpikir seperti itu, kamu tidak akan siap," kata Bruce Aylward, kepala misi gabungan WHO-China terkait wabah Corona.
Meski corona dinyatakan sudah mencapai puncak di China namun penyebaran corona di luar negeri itu kian meningkat. Setidaknya sudah ada 39 negara mengonfirmasi kasus corona per Selasa.
Korsel misalnya menjadi negara kedua terbanyak setelah China dengan jumlah kasus 977 dan 10 kematian. Iran juga mencatat lonjakan pada jumlah korban tewas menjadi 16 dan membuat negeri itu sebagai negara dengan pasien meninggal terbanyak setelah China.
Kasus corona yang naik signifikan juga terjadi di Eropa. Italia menjadi sumber corona dengan 280 kasus positif dan 11 orang meninggal.
Secara total, dari data terbaru John Hopkins University CSSE hingga pukul 6:25 WIB, ada 80.413 orang terinfeksi dan 2.708 orang meninggal karena corona di dunia.
Sementara itu, dari dalam negeri, keganasan corona juga membuat aksi jual investor asing. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terkoreksi sebanyak 19 poin atau -0,34% ke level 5.787.
Asing tercatat melakukan jual bersih (net sell) senilai Rp 794,77 miliar di pasar reguler. Ini ebih tinggi dari net sell sehari sebelumnya yang mencapai Rp 471,09 miliar.
Sementara rupiah juga masih tertekan, mata uang garuda tersebut kembali ditaklukan dolar Amerika Serikat (AS) dengan koreksi tipis 0,04% pada level Rp 13.870/US$ di perdagangan pasar spot.
Di pasar surat utang pemerintah, harga obligasi rupiah terkoreksi di pasar sekunder. Seri acuan yang paling melemah adalah FR0082 yang bertenor 10 tahun dengan kenaikan yield 2,1 basis poin (bps) menjadi 6,54%, di mana besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 25 Feb'20 |
|||||
Seri |
Jatuh tempo |
Yield 24 Feb'20 (%) |
Yield 25 Feb'20 (%) |
Selisih (basis poin) |
Yield wajar PHEI 25 Feb'21 (%) |
FR0081 |
5 tahun |
5.704 |
5.676 |
-2.80 |
5.642 |
FR0082 |
10 tahun |
6.525 |
6.546 |
2.10 |
6.5156 |
FR0080 |
15 tahun |
7.038 |
7.051 |
1.30 |
7.0207 |
FR0083 |
20 tahun |
7.277 |
7.291 |
1.40 |
7.2742 |
https://ift.tt/383FyVP
February 26, 2020 at 02:16PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kala Perekonomian No.1 Dunia Bersiap Menghadapi Wabah Corona"
Post a Comment