Search

Simak Valuasi Saham BUMN, SMBR Termahal dan WSKT Termurah

Jakarta, CNBC Indonesia - Hampir semua emiten berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak usaha yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia sudah selesai melaporkan kinerja 2018. Mayoritas BUMN dan anak usaha yang sudah melaporkan kinerja 2018 membukukan hasil yang memuaskan.

Dari 18 emiten BUMN yang sudah menyampaikan laporan keuangan, pelaku pasar atau investor bisa menilai pencapaian fundamental perusahaan. Ini akan menjadi dasar dalam mengambil keputusan apakah akan terus menginvestasikan dana mereka pada saham BUMN atau keluar mengincar saham perusahaan lain.


Meski mayoritas mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang positif, bukan berarti semua saham BUMN  layak untuk dikoleksi. Ada beberapa saham emiten BUMN yang masih relatif murah, tetapi ada juga saham mahal dibandingkan dengan valuasi industrinya.

Salah satu alat ukur yang biasanya digunakan sebagai indikator oleh investor dan analis saham adalah price-earning-ratio/PER. Sebagai informasi PER adalah salah satu bentuk analisis fundamental perusahaan dengan cara membagi harga saham saat ini dengan keuntungan tahunan per saham.

Perhitungan ini mengimplikasikan berapa harga yang bersedia dibayarkan oleh pasar hari ini berdasarkan perolehan pendapatan perusahaan. Bisa juga diartikan berapa ekspektasi investor terhadap return (perolehan) emiten.

Emiten dikatakan relatif mahal (overvalued) ketika PER-nya lebih besar dibanding PER Industri. Sebaliknya emiten disebut relatif murah (undervalued) ketika nilai PER-nya lebih rendah dibanding PER industri. Perlu diingat, jika perusahaan mencatatkan kerugian, maka PER tidak dapat dihitung.

Berdasarkan perhitungan tabek di atas, valuash saham PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sudah relatif mahal. Alhasil, pergerakan harga saham emiten-emiten tersebut semakin terbatas karena harga sahamnya terlalu mahal.

Ini terutama berlaku untuk Semen Baturaja, karena bukan hanya memiliki nilai PER yang sangat tinggi, tahun lalu laba perusahaan anjlok 48,1% YoY.

Sementara itu, valuasi saham emiten yang relatif murah adalah PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT PP Tbk (PTPP), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Ini artinya, harga saham emiten tersebut diestimasikan dapat terus tumbuh, apresiasi investor terhadap saham-saham tersebut masih cukup rendah dibanding kinerja perusahaan.

Sedangkan emiten lainnya bisa dikatakan memiliki harga saham yang relatif wajar, meskipun ada yang menghasilkan PER di bawah atau di atas nilai PER industri, tapi masih dalam rentang yang dapat diterima pelaku pasar.

Emiten yang harga sahamnya dinilai wajar tersebut adalah PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Timah Tbk (TINS), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBNI).

Total Laba BUMN Tembus Rp 188 Triliun
[Gambas:Video CNBC]

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2VsMYfO

April 04, 2019 at 07:02PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Simak Valuasi Saham BUMN, SMBR Termahal dan WSKT Termurah"

Post a Comment

Powered by Blogger.