Search

Garuda Cs Merana, 8 Maskapai Global Ini Lebih Nahas Nasibnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Air Carriers Association/INACA) mencatat total kerugian maskapai yang ditimbulkan akibat dampak pandemi Covid-19 dalam 3 bulan terakhir mencapai US$ 1,56 miliar atau setara Rp 23,4 triliun (asumsi kurs Rp 15.000/US$).

"Total kerugian yang didapat maskapai dalam US dolar sekitar US$ 812 juta dalam 3 bulan terakhir untuk market domestik, dan market internasional mengalami kehilangan revenue sekitar US$ 748 juta," kata Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja dalam diskusi Industry Roundtable, Jumat (24/4/2020).

Denon merinci kerugian ini disebabkan oleh penurunan pendapatan yang setiap bulannya semakin besar sejak Februari Hingga April.

"Semenjak Februari dibandingkan tahun 2018 di bulan Februari sudah [turun] revenue-nya 9%. Kemudian di bulan Maret 2018 dibandingkan Maret 2020 [turun] 18%. Kemudian di bulan April 2018 dibandingkan April 2020 menurun 30% secara revenue," paparnya.

Hampir semua maskapai dalam negeri dan luar negeri memang tertekan.

Maskapai penerbangan BUMN, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) juga ikut terdampak pandemi virus corona sehingga terpaksa mengambil langkah efisiensi guna bertahan di tengah beratnya kondisi perusahaan.


Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra, mengakui, kondisi ini membuat gaji para karyawan ikut tertunda. "Kami melalui efisien produksi. Kami tunda pembayaran gaji karyawan, direksi komisaris, insentif tahunan dan tunjangan penunjang," kata Irfan dalam rapat virtual bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (29/4/20).

Dia menegaskan, goncangan akibat Covid-19 mendera semua lini usaha Garuda. Alhasil, semua karyawan Garuda Indonesia Group juga ikut terdampak.


"Kalau ada masalah di Garuda pasti akan ada masalah di GMF [GMF AeroAsia], ACS [AeroFood ACS], Aerotrans, dan lainnya. Ini magnitude, total hampir 25 ribu karyawan sehingga kami harus pastikan Garuda tetap berlangsung sehingga kami tunda pembayaran kepada pihak ketiga," bebernya.


Kendati begitu, dia tetap berkomitmen untuk mengupayakan bisa membayar THR bagi para karyawan. Namun pemberian THR itu tidak berlaku bagi para direktur dan komisaris sebagaimana arahan Menteri BUMN Erick Thohir.
Di sisi lain, dia juga berharap adanya relaksasi dari perbankan. Irfan bilang, tanggung jawab Garuda Indonesia cukup besar sehingga jika tidak ada relaksasi, bukan tak mungkin akan terjadi PHK.
"Kami pada posisi ini bahwa PHK itu adalah opsi terakhir. Kalau relaksasi finansial kami bisa peroleh, kami tentu saja bisa hindari ini dan ambil alternatif lebih bijak bagi seluruh keluarga besar Garuda Indonesia," ujarnya.

Tak hanya Garuda, maskapai low cost carrier (LCC) alias bertarif murah yakni AirAsia juga terkena imbas. Bahkan AirAsia Group terlebih dahulu menegaskan akan melakukan pemangkasan gaji karyawan. Hal itu dijelaskan oleh pendiri dan bos AirAsia Group, Tony Fernandes, di akun Instagram resminya, @TonyFernandes. Dia mengatakan kondisi ini adalah yang pertama kali terjadi selama membangun AirAsia dalam 20 tahun terakhir.

Anak usahanya di Indonesia, PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) juga mengungkapkan strategi perusahaan untuk bertahan di tengah dampak pandemi virus corona (Covid-19) yang menghantam ekonomi global dan dalam negeri.

Air Asia planes Airbus A320 parked at tarmac at KLIA2 low cost terminal in Sepang, Malaysia, on Monday, April 27, 2020. AirAsia is on a temporary hibernation to all international and domestic flights due to the ongoing global outbreak of Covid-19. (AP Photo/Vincent Thian)Foto: Ilustrasi Air Asia (AP/Vincent Thian)
Air Asia planes Airbus A320 parked at tarmac at KLIA2 low cost terminal in Sepang, Malaysia, on Monday, April 27, 2020. AirAsia is on a temporary hibernation to all international and domestic flights due to the ongoing global outbreak of Covid-19. (AP Photo/Vincent Thian)

Sekretaris Perusahaan AirAsia Indonesia, Indah Permatasari Saugi, mengatakan perseroan akan memperpanjang masa penghentian sementara penerbangan rute domestik yang semula sampai dengan tanggal 21 April menjadi tanggal 7 Mei 2020 untuk rute Surabaya-Bali.

Sementara untuk rute domestik lainnya yakni sampai dengan 18 Mei, bersamaan dengan mulai beroperasinya rute internasional. 
Untuk saat ini, pendapatan utama perseroan berasal dari penerbangan tidak berjadwal (charter) baik untuk penumpang maupun kargo.

"Perseroan akan terus mengembangkan layanan tidak berjadwal tersebut sebagai upaya diversifikasi lini layanan bisnis atas penghentian layanan penerbangan berjadwal akibat pandemi Covid-19 ini. Perseroan juga masih melakukan penjualan tiket pesawat untuk layanan penerbangan berjadwal setelah bulan April 2020," jelasnya.

Adapun 

Corporate Communications Strategic Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro menegaskan tak melakukan langkah-langkah PHK.

"Untuk yang dirumahkan atau PHK nggak ada," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (27/3/2020).

Ia mengatakan Lion Air Group akan terus dan masih memantau perkembangan hari per hari (daily basis) dan mengikuti setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah (regulator) serta rekomendasi perusahaan.

[Gambas:Video CNBC]


Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2Sjmk9Z

April 30, 2020 at 10:40AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Garuda Cs Merana, 8 Maskapai Global Ini Lebih Nahas Nasibnya"

Post a Comment

Powered by Blogger.