Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu orang terkaya di dunia yang juga crazy rich di Inggris, Gopichand Hinduja, Co-Chairman Hinduja Group, mengungkapkan pandangannya terkait dengan dampak penurunan harga minyak mentah dunia yang sempat mencapai titik terendah dalam sejarah dan prospek harganya.
Mengacu data CNBC, harga minyak jenis light sweet (West Texas Intermediate) untuk kontak pengiriman Mei sempat berada di teritori negatif pada penutupan perdagangan 20 April, tepatnya di -US$ 37,63/barel. Harga minyak sampai minus baru kali ini terjadi dalam sejarah pasar berjangka (futures).
Adapun pada perdagangan Selasa (28/4/2020), data CNBC mencatat harga mentah acuan AS yakni WTI untuk kontrak Juni minus 4,85% di level US$ 12,22/barel di Bursa Nymex, harga terendah harian yakni di level US$ 10,07 dan tertinggi US$ 13,69/barel. Secara year to date, atau tahun berjalan, harga minyak WTI ambles 79,46%.
Sementara minyak Brent untuk patokan Asia dan Eropa naik 1,25% di level US$ 20,24/barel, level harga terendah US$ 18,73 dan tertinggi US$ 21,29/barel. Secara tahun berjalan, harga Brent melorot 68,53%.
"Saya kira harga minyak tidak akan berubah dari level saat ini karena konsumsinya tidak ada, dan penyimpanannya juga tidak ada [penuh]," kata Gopichand Hinduja, kepada CNBC dalam program "Street Signs", dikutip Rabu (29/4/2020).
Grup Hinduja beroperasi di berbagai industri termasuk otomotif, minyak dan bahan kimia khusus serta perbankan dan keuangan. Gopichand Hinduja dan saudaranya, Srichand, adalah dua di antara deretan pebisnis terkaya di Inggris.
"Dengan melihat semua kondisi ini, tidak lama setelah semuanya diselesaikan [Covid-19], saya pikir harga minyak akan kembali di kisaran US$ 40 hingga US$ 50," kata Hinduja.
Wabah Covid-19 sejauh ini telah menginfeksi lebih dari 3 juta orang hanya dalam beberapa bulan dan menewaskan lebih dari 200.000 orang. Pandemi ini juga telah menghentikan kegiatan ekonomi secara global. Negara-negara juga sudah memulai berbagai langkah dan upaya penguncian wilayah (lockdown) dan mewajibkan jarak sosial untuk memperlambat penyebaran virus.
Kondisi ini menyebabkan sebanyak sepertiga dari permintaan global minyak mentah tergerus dan akibatnya menyebabkan harga jatuh ke rekor terendah.
Di sisi lain, produsen juga sudah mengumumkan pengurangan produksi minyak yang diyakini bisa menaikkan harga minyak kembali guna mengimbangi kejatuhan harga komoditas ini.
Hinduja mengatakan penurunan harga minyak sementara ini dimulai ketika Arab Saudi dan Rusia gagal mencapai kesepakatan mengenai pengurangan produksi. Kondisi pandemi coronavirus kian "membuatnya harga minyak lebih buruk karena tidak ada permintaan," katanya.
Foto: Keluarga Hinduja/Forbes
Keluarga Hinduja/Forbes |
Forbes mencatat, empat bersaudara keluarga Hinduja yakni Srichand, Gopichand, Prakash dan Ashok, mengendalikan konglomerat multinasional Grup Hinduja. Bisnis grup ini bergerak mulai dari truk dan pelumas hingga perbankan dan televisi kabel.
Saudara-saudara Gopichand juga memiliki real estate yang berharga di London, termasuk Old War Office, gedung bersejarah di Whitehall, yang juga lokasi tempat Raffles Hotel. Salah satu rumah keluarga ini yang ada di London yakni Carlton House Terrace yang terletak di dekat Istana Buckingham.
Catatan Forbes menempatkan keluarga ini nomor 12 terkaya di Asia tahun 2017, terkaya nomor 3 di India tahun 2019, dan terkaya nomor 91 di dunia pada tahun 2020. Total kekayaan bersih ditaksir mencapai US$ 12,3 miliar atau setara Rp 191 triliun (asumsi kurs Rp 15.500/US$).
(tas/tas)https://ift.tt/35eMgbN
April 29, 2020 at 09:09AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Crazy Rich Ini Ramal Harga Minyak Rebound ke US$ 50/barel"
Post a Comment