Search

Suku Bunga Akan Turun, IHSG Bisa 'Move On' Dulu Dari Corona

Jakarta, CNBC Indonesia -  Pasar keuangan domestik digoyang kemarin, ketika pasar keuangan Asia justru membaik pasca tekanan hebat sepekan sebelumnya. Seluruh penjuru instrumen keuangan di dalam negeri mengalami naik-turun yang cukup signifikan karena sentimen yang menerpa deras, baik dari sisi positif maupun sisi negatif.

Kasus virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 (2019-nCoV) perdana yang masuk ke Indonesia kemarin mematahkan status 'kebal' dan sekaligus semangat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berusaha mengekor penguatan pasar saham Asia.


Di awal perdagangan, indeks saham utama domestik itu dibuka memerah tetapi berhasil mengikuti penguatan yang terjadi di mayoritas bursa Asia kemarin.

Dari laporan Kementerian Kesehatan dan, Indonesia mengalami kasus virus corona perdananya kemarin. Sebanyak 2 orang WNI dinyatakan terjangkit virus tersebut dan sudah dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianto Saroso, Jakarta Utara.

Dampaknya ternyata sukses menggemparkan dunia persilatan. Indonesia yang digadang-gadang tidak akan 'kemasukan' virus tersebut akhirnya terkena juga. Sepanjang hari, pemberitaan di media berputar di pusaran penyakit tersebut sehingga sempat memancing adanya serbuan (rush) mi instan, masker, obat steril (sanitizer), dan kebutuhan pokok lain.

Hasilnya tentu dapat ditebak. Koreksi terjadi hingga IHSG kembali masuk ke zona merah menjelang jeda siang, hingga sempat menyentuh level terendah harian 5.354.

Pengumuman demi pengumuman disampaikan setelah itu. PT Bursa Efek Indonesia sebagai otoritas bursa menyampaikan bahwa saat ini pasar masih baik-baik saja setelah koreksi dalam yang terjadi sepekan terakhir dan kemarin pagi. Hal itu ditunjukkan bahwa masih ada 24 perusahaan yang masih tetap keukeuh ingin mencatatkan sahamnya di bursa.

Otoritas bursa juga menyampaikan kembali larangannya terhadap transaksi jual kosong (short selling) yang selama ini lumrah dilakukan investor institusi di saat kondisi pasar normal.

Selain otoritas bursa, Bank Indonesia juga menyampaikan hasil rapat dewan gubernur (RDG) insidental. Bank sentral mengumumkan lima poin, pertama menyatakan masih siap melakukan intervensi pasar dengan skala lebih besar di pasar DNDF rupiah, pasar spot rupiah, dan pasar surat berharga negara (SBN).

Kedua, menurunkan ketentuan giro wajib minimum (GWM) valas bank umum konvensional dan syariah dari 8% menjadi 4% mulai 16 Maret. Ketiga, menurunkan ketentuan GWM bank pembiayaan ekspor-impor sebesar 50 bps mulai awal April. Keempat, memperluas jenis underlying bagi investor asing sehingga dapat memberikan alternatif lindung nilai (hedging) atas kepemilikan rupiah.

Kelima, menegaskan kembali bahwa investor global dapat memanfaatkan jasa kustodian dari bank global dan domestik dalam berinvestasi di dalam negeri.

Koreksi memang mereda karena indeks sempat ke 5.412, tetapi tidak mampu mengembalikan pasar ke zona positif. Bahkan di akhir perdagangan, beberapa harga saham 'dibanting' hingga membuat IHSG kembali tersungkur hingga 5.361.

Beberapa nama saham yang terkoreksi cukup dalam di akhir perdagangan adalah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) -1,85%, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) -1,75%, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) -1,71%, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) -1,7%.


 

Saham

Koreksi Harian

Koreksi Sebelum Penutupan

GGRM

-2.94%

-0.40%

KLBF

-2.05%

-0.83%

BMRI

-4.47%

-1.07%

SMGR

-0.72%

-1.19%

BBRI

-5.01%

-1.24%

UNTR

0.45%

-1.48%

BSDE

-3.46%

-1.53%

BRPT

-4.06%

-1.56%

BBCA

-3.34%

-1.70%

TLKM

-1.43%

-1.71%

CPIN

-1.75%

-1.75%

INTP

-2.18%

-1.85%

Sumber: Data Transaksi Harian Saham

 

Hasilnya, hingga penutupan indeks sektoral yang mendorong pelemahan IHSG adalah sektor keuangan yang anjlok sebesar -3,05%, disusul sektor infrastruktur yang terpuruk -1,54%, sektor industri dasar yang amblas -1,47%, dan lima sektor lain. Sementara itu, sektor yang menahan laju koreksi IHSG hanyalah sektor aneka industri yang menguat 2,23%.

Volume transaksi di bursa tercatat 6,51 miliar unit saham atau senilai Rp 6,9 triliun. Dari nilai tersebut, investor lokal masih mendominasi perdagangan dengan porsi 58,4% perdagangan, sedangkan investor asing menyumbang 41,6% sisanya.

Para investor asing hari ini cenderung menjual dengan catatan aksi jual bersih (net sell) di pasar reguler Rp 325 miliar. Sejak awal tahun investor asing sudah melepas portofolio sahamnya sebesar Rp 7,36 triliun di pasar reguler.

[Gambas:Video CNBC]

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/32OaIzB

March 03, 2020 at 07:03AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Suku Bunga Akan Turun, IHSG Bisa 'Move On' Dulu Dari Corona"

Post a Comment

Powered by Blogger.