Jakarta, CNBC Indonesia - Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) meminta masyarakat Indonesia tidak panik menghadapi wabah virus corona (COVID-19). Persi menegaskan tidak seluruh pasien positif COVID-19 harus dirawat di rumah sakit karena ada ketentuan tersendiri.
Artinya rumah sakit di Indonesia melakukan pemilahan tersendiri untuk menentukan seorang pasien corona itu dirawat di rumah atau di rumah sakit. Pernyataan Persi ini juga untuk membantah kabar di masyarakat bahwa rumah sakit saat ini penuh.
"Kami sampaikan agar masyarakat tidak boleh panik, ada kekhawatiran rumah sakit penuh. Tidak, yang dilakukan rumah sakit ialah pemilahan, mana yang perlu mendapat perawatan di RS, mana yang memang bisa isolasi mandiri di rumah, tidak semua dirawat di RS," kata dokter Lia Gardenia Partakusuma, Sekjen Persi, kepada CNBC Indonesia, Minggu (22/3/2020).
Dia mengatakan, misalnya ada 10 pasien corona, tapi yang dirawat bisa jadi hanya 2 orang dari jumlah itu, sementara 8 orang bisa melakukan isolasi dan perawatan di rumah karena ada ketentuan untuk merawat di RS yakni pasien berat. Berat dalam artian kondisinya menurun drastis, perlu ada radiologi untuk melihat dada pasien, pemeriksaan darah, dan lain sebagainya.
Lia yang juga Direktur Penunjang RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita ini mengatakan jika masyarakat ada keluhan dan kekhawatiran, silakan datang ke rumah sakit. Bagi yang merasa ringan, bisa melakukan isolasi di rumah.
Caranya bagaimana?
"Caranya langsung pakai masker, cuci tangan, baju cuci dengan air panas, 60-80 derajat, hindari kontak dengan keluarga dekat di kamar, usahakan kamar ada ventilasi udara. Lalu cukup, kalau bisa keluar dengan masker, kena matahari, itu cara untuk bisa menaikkan daya tahan tubuh. Jangan panik," tegasnya.
Adapun yang merasa terpapar dari luar rumah, bisa langsung cuci baju, mandi dan sebelum itu lebih dahulu mencuci tangan dengan sabun.
"Jadi yang perlu diketahui, penularan virus ini kan paling besar, dia dekat dengan orang batuk kena dia, virus terbungkus lendir, pas batuk dia kena percikan, di mana kemudian terpegang. Dan orang lain tidak cuci tangan, itulah penyebab tertular," kata dokter Lia.
Selain itu, masyarakat yang merasa terpapar ringan juga bisa memantau diri sendiri di rumah, dengan mencatat perkembangan kesehatan dua kail sehari.
Sebagai informasi, jumlah kasus positif virus corona (COVID-19) di Indonesia ada sebanyak 450 kasus per Sabtu (21/3/2020). Itu terjadi setelah pemerintah melaporkan 81 kasus positif baru.
Selain itu ada penambahan pasien yang sudah sembuh sebanyak empat orang, sehingga total yang sudah sembuh sebanyak 20 orang.
"Ada tambahan yang meninggal dunia enam orang, total 38 orang," kata Juru Bicara Penanganan Corona, Achmad Yurianto, Sabtu.
Jumlah ini naik cukup signifikan dibandingkan angka pada 20 Maret 2020 yang masih sebanyak 369 orang Positif, sembuh 17 orang, dan meninggal dunia 32 orang.
Sementara itu, terkait penyebaran di Indonesia, wabah ini berpusat di DKI Jakarta, di mana ada 267 orang/kasus. Itu berarti, dari total 450 kasus tersebut sebanyak 59% orang positif corona di Indonesia berasal dari Jakarta.
Adapun kasus yang wafat karena positif corona di Jakarta bertambah 5 orang dari yang sebelumnya 18 orang. Sehingga total kasus kematian akibat corona di Jakarta menjadi 23, dari 38 kematian di seluruh Indonesia. Ini setara dengan 60% dari total kematian.
(tas/tas)
https://ift.tt/2U6SUgu
March 22, 2020 at 10:28AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "RS Diisukan Penuh COVID-19, Ini Respons Asosiasi Rumah Sakit"
Post a Comment