Search

RI Lawan Corona, Bos Bank Mega Jelaskan Dampaknya

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen PT Bank Mega Tbk (MEGA) mengungkapkan tantangan yang dihadapi perekonomian Indonesia berkaitan dengan dampak virus corona (COVID-19) yang sudah 'menyerang' Indonesia sehingga berimbas pada pertumbuhan ekonomi global, termasuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib dalam Public Expose Bank Mega 2020 yang digelar di Menara Bank Mega, Jakarta, Kamis (5/3/2020), mengatakan jika tahun lalu, global dan Indonesia terpengaruh efek perang dagang, proteksionisme, dan geopolitik, maka tahun ini tantangan yang dihadapi global ialah virus corona.

"Kalau dilihat tahun 2019, pertumbuhan ekonomi dunia turun cukup besar dari 3,6% menjadi 2,9%. Hal ini tentunya dipengaruhi tantangan global dihadapi selama tahun 2019, terutama masalah proteksionisme edan geopolitik, antara lain perang dagang AS-China, Brexit, dan juga demo di Hong Kong," kata Kostaman.

Foto: Kostaman Thayib di acara Public Expose Bank Mega 2020. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)


"Informasi isu terakhir yang dihadapi masyarakat dunia tahun 2020 adalah isu corona. Isu ini tentunya memenuhi semua media, termasuk medsos, kita baca setiap hari. Ada yang mengatakan, ada yang bilang virus corona lebih bahaya yaitu medsos, sehingga membuat masyarakat panik dan takut," tegasnya lagi.


Dia mengatakan di tengah tekanan global tahun lalu, perseroan bisa mengatasi sehingga tercermin dari kinerja perusahaan yang positif.


"Bank Mega pada tahun 2019 berhasil mencatat performa yang positif, di tengah tantangan ekonomi global yang sangat menantang. Tentunya hal ini tak lepas dari dukungan nasabah yang setiap support Bank Mega. Untuk itu apresiasi dan terimakasih yang sebesar-besarnya untuk nasabah," katanya.

Tahun lalu, Bank Mega membukukan laba bersih senilai Rp 2 triliun. Nilai ini melesat 25,2% dibandingkan laba bersih 2018 senilai Rp 1,59 triliun.

Bank Mega mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 25,47% menjadi Rp 53,01 triliun pada 2019 dibandingkan Rp 42,25 triliun pada 2018. Peningkatan kredit ini jauh melampaui rata-industri perbankan yang tercatat tumbuh 7%.

Terkait dengan corona, Kostaman mengungkapkan virus ini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global tahun ini sehingga diperkirakan ekonomi global yang semua diprediksi tumbuh 3,3% kini berpotensi turun menjadi hanya 2,8%.

Bahkan jika corona, yang sudah merebak ke 77 negara seperti Korea Selatan, Iran, Italia, Jepang dan Singapura ini, meluas lagi maka pertumbuhan ekonomi global bisa saja turun di bawah 2,8%.


"Apabila corona berkembang semakin lama, dan melemahkan lebih banyak negara, bukan mustahil pertumbuhan ekonomi [PE] dunia bisa lebih rendah lagi dari 2,8% dan perekonomian Indonesia juga turun menjadi 5,02%," jelasnya.

Foto: Kostaman Thayib di acara Public Expose Bank Mega 2020. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)


Sebab itu, ada beberapa catatan soal ekonomi Indonesia antara lain defisit transaksi berjalan, ekspor yang tertekan, daya beli yang melemah. Dengan kondisi ini, RI harus mengandalkan ekonomi domestik, dengan pengembangan infrastruktur.

"Di awal minggu ini, Presiden mengumumkan ada 2 WNI yang terkena corona. Setelah 2 bulan bertahan dengan segala jamu-jamuan, akhirnya corona masuk juga ke Indonesia. Berita sempat membuat Jiwasraya kurang terdengar. Semua persoalan ini akan mempengaruhi ekonomi Indonesia tahun 2020, di mana menurut CNBC tahun 2020 PE Indonesia hanya tumbuh 4,8% plus minus 0,7%."

"Inflasi tahun 2019 sangat rendah 2,7% sehingga ini menimbulkan pertanyaan. Ini inflasi terendah 20 tahun terakhir. Pertanyaannya, ini karena keberhasilan pemerintah atau daya beli masyarakat melemah, atau kombinasi keduanya? Nilai tukar rupiah, selama 2019 agak stabil, tidak sevolatil sebelumnya average Rp 14.000," jelasnya.

Dalam kesempatan presentasi itu, Kostama juga memproyeksikan perseroan bisa masuk dalam kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 4 dan dengan total aset bisa mencapai sebesar Rp 250 triliun pada 2025 mendatang.

Selain itu, proyeksi pertumbuhan tersebut juga akan diimbangi dengan profitabilitas dengan proyeksi return on asset (ROA) sebesar 4% pada 2025.

"Bank Mega punya visi yang mau dicapai pada 2025, yaitu aset Rp 250 triliun, ROA 4% dan jadi bank BUKU 4," ujar Kostaman.

[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2vIzp4v

March 05, 2020 at 12:51PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "RI Lawan Corona, Bos Bank Mega Jelaskan Dampaknya"

Post a Comment

Powered by Blogger.