Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah ditutup pada level tertinggi dalam sepekan, pada perdagangan Rabu (4/3/2020), IHSG mengalami tekanan. Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG ditutup turun 0,37% ke 5.629,43.
Secara teknikal, berdasarkan analisis Tim Riset CNBC Indonesia, masih berpotensi mengalami koreksi terbatas dengan batasan area 5.615, namun harap diperhatikan IHSG akan kembali mantul ke kisaran 5.632 kembali.
IHSG sempat menguat dalam dua hari perdagangan setelah Bank Indonesia dan The Fed memangkas suku bunga acuan.
Di sisi lain yang dapat memotivasi investor juga terungkap dari pernyataan Gubernur BI Perry Warjiyo yang mengatakan bahwa mereka masih memiliki "banyak instrumen" untuk menopang pertumbuhan ekonomi di tengah risiko perlambatan karena epidemi dan "lebih banyak dari cukup "cadangan devisa untuk mempertahankan kestabilitasan pasar, hal ini dilansir dari Reuters.
Pembukaan IHSG sejalan dengan saham di Asia yang diperdagangkan lebih tinggi pada pembukaan Kamis pagi (5/3/2020) setelah Dana Moneter Internasional (IMF) mengumumkan paket bantuan sebesar US$ 50 miliar pada hari Rabu untuk memerangi dampak virus korona.
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan kepada CNBC bahwa uang itu tersedia "segera" dan diperuntukan bagi negara-negara berpenghasilan rendah serta pasar negara berkembang.
Langkah-langkah IMF datang di tengah serangkaian penurunan suku bunga dari bank sentral minggu ini, seperti Federal Reserve AS/The Fed dan Reserve Bank of Australia (RBA).
Hal ini berdampak pada penguatan saham di Australia yang memimpin kenaikan di antara pasar utama di kawasan Asia Pasifik karena S&P/ASX 200 melonjak 1,27%, dengan saham CSL melonjak sebesar 2,88%.
Saham China Daratan naik lebih tinggi pada awal perdagangan, dengan komposit Shanghai naik sekitar 0,6% sementara indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,69%.
Investor akan terus memantau perkembangan wabah koronavirus yang kini telah menyebar di seluruh dunia, dengan lebih dari 90.000 kasus yang dikonfirmasi secara global.
Volume yang tercipta pada IHSG sebanyak 3,09 miliar unit saham senilai Rp 3,10 triliun. Dari nilai tersebut, investor lokal masih mendominasi perdagangan dengan 64,87% perdagangan, sedangkan sisanya investor asing.
Para investor asing hari ini cenderung membeli dengan catatan beli bersih (net buy) senilai Rp 90,1 miliar di pasar reguler.
Saham-saham yang banyak dibeli asing di pasar reguler yakni: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 62,1 Miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 13,3 miliar), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (Rp 11,66 miliar), lalu diikuti oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (Rp 8,48 miliar).
![]() |
Analisis Teknikal IHSG
Secara teknikal, proyeksi IHSG pada perdagangan sesi kedua (5/3/2020) masih mengalami koreksi terbatas dengan batasan area 5.615, namun harap diperhatikan IHSG akan kembali mantul ke kisaran 5.632 kembali.
Indikator stochastic yang berada di wilayah titik jual dan juga moving average exponential periode 5 yang saling silang ke atas dengan grafik, mampu menginidkasikan pantulan yang cukup jelas.
Bila dikombinasikan dengan pernyataan dari IMF, Gubernur BI dan kemungkinan merabaknya investor asing ke pasar Indonesia. IHSG cukup baik untuk di beli dengan nilai persentase ke atas sekitar 60% dibandingkan untuk turun lebih lanjut.
TIM RSIET CNBC INDONESIA
(har/hps)https://ift.tt/2vIcru6
March 05, 2020 at 01:20PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Waspada, Sesi II IHSG Masih Berpotensi Tertekan"
Post a Comment