Search

Benarkah Saham-saham Blue Chip Sedang Murah?

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak awal tahun, kinerja bursa saham tanah air masih anjlok sebesar 14,89% dipicu oleh sentimen negatif berupa merebaknya virus corona di luar China.

Virus corona awalnya ditemukan di Wuhan, Provinsi Hubei, China bagian tengah. Pada 20 Januari jumlah orang yang terinfeksi di China melesat tajam. Setelah itu virus corona mulai menjadi epidemi di China.

Tak berhenti di China, virus ini semakin meluas menginfeksi ke berbagai negara di penjuru dunia. Berdasarkan data John Hopkins University CSSE, sampai dengan hari ini sudah ada lebih dari 90.000 kasus kumulatif orang yang terinfeksi COVID-19 di lebih dari 60 negara.


Saat ini lonjakan jumlah kasus baru tak lagi banyak ditemukan di China, melainkan di Korea Selatan, Italia dan Iran. Lonjakan kasus di luar China yang signifikan pertama kali dilaporkan awal pekan minggu lalu.

Merespons hal ini bursa saham global rontok dibuatnya. Pasar ekuitas di berbagai penjuru dunia mengalami tekanan jual besar-besaran senilai US$ 6 triliun dalam sepekan. Panic selling melanda bursa saham global, tak terkecuali RI.

Saham-saham yang berkapitalisasi besar dan blue chip di Indonesia pun menjadi korbannya. Harga saham-saham blue chip tanah air berguguran. Saham-saham blue chip sendiri merupakan saham-saham dari perusahaan yang nilai kapitalisasi pasarnya besar biasanya lebih dari Rp 40 triliun. Selain itu saham-saham blue chip juga didukung dengan fundamental perusahaan yang baik.

Mengacu pada perdagangan hari ini, sepuluh saham dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di bursa saham domestik masih didominasi oleh emiten perbankan (4 emiten) disusul oleh saham dari sektor consumers (3 emiten) dan masing-masing satu dari aneka industri, industri dasar (kimia) dan saham telekomunikasi.

Per kemarin (2/2/2020) harga saham emiten blue chip secara umum terkoreksi lebih dari 9% sejak awal tahun. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi emiten saham big cap yang terkoreksi paling kecil sejak awal tahun dengan pelemahan sebesar 9,1%. Untuk emiten PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menjadi emiten saham big cap yang koreksinya paling dalam hingga lebih dari 30%.

Anjloknya harga saham emiten blue chip ini membuat saham-saham tersebut semakin menjauhi target harganya berdasarkan valuasi yang telah dihitung analis dan dihimpun oleh Refinitiv Data Stream.

Hal yang perlu perhatikan bersama adalah rating dari analis mungkin memiliki spesifikasi berbeda-beda baik dari segi potensi kenaikan harga maupun periode atau waktu yang ditetapkan.

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/3alsaOo

March 04, 2020 at 07:14AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Benarkah Saham-saham Blue Chip Sedang Murah?"

Post a Comment

Powered by Blogger.