Search

Sri Mulyani Curhat Pernah Dipermalukan Bank Dunia, Soal Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani bercerita pengalamannya sewaktu menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia 2010-2016 silam. Dia mengaku pernah dipermalukan oleh Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim.

Sri Mulyani mengatakan, dirinya dipermalukan karena Indonesia saat itu menempati negara kelima yang memiliki jumlah penduduk stunting terbanyak.

"Presiden Bank Dunia itu dokter. Dia [Jim Yong Kim] bilang your country is top five rank of stunting," cerita Sri Mulyani saat menjadi pembicara di laporan Bank Dunia bertajuk 'Aspiring Indonesia: Expanding the Middle Class di Soehanna Hall, The Energy Building, Jakarta, Kamis (30/1/2020).


"Itu baru dua tahun di Bank Dunia. Saya baru tahu Indonesia menghadapi persoalan itu. Saya dipermalukan terus oleh Bank Dunia. Managing Director Bank Dunia, specifically dia mempermalukan saya untuk itu," lanjut Sri Mulyani.
Sri Mulyani Curhat Pernah Dipermalukan Bank DuniaFoto: Menteri Keuangan Sri Mulyani menghadiri rapat kerja Komisi XI DPR RI membahas pengesahan DIM RUU Bea Materai dan BPJS Kesehatan (Dok Kemenkeu)

Saat Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sedang melakukan pelawatan kerja di Washington DC bersama dirinya, dia pun menanyakan perihal stunting tersebut kepada JK.

Meskipun JK menjabat sebagai wapres dua kali (periode 2004-2009 dan 2014-2019), persentase stunting tergolong tinggi. "Terus dia jadi aware dan semua orang mengaku punya program untuk stunting," kata Sri Mulyani.

Lebih lanjut, dia menyatakan stunting itu tidak dapat diselesaikan oleh satu kementerian atau satu pemerintah daerah semata. Anggaran pemerintah pun banyak yang sudah dialokasikan untuk menuntaskan permasalahan tersebut.

"Bersama Bappenas (Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas), kita berupaya memastikan menghentikan persoalan stunting," ujar Sri Mulyani menegaskan.

Seperti diketahui, stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling disorot di Indonesia.

Mengutip hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 37,8%. Angka itu sama dengan Ethiophia. Tahun 2019 prevalensi balita stunting turun ke angka 27,67%.

Saat menghadiri acara Kompas100 CEO Forum di Jakarta, Kamis (28/11/2019), Presiden Joko Widodo menargetkan prevalensi balita stunting terus turun hingga belasan persen.

"Target kami lima tahun ke depan berada di angka 19 persen, tapi saya masih mau 'ngotot' di 14 persen, bukan 19 persen," kata Jokowi.

Menurut dia, target prevalensi itu memang ambisius. Namun, bukan mustahil untuk dicapai. Syaratnya, para menteri di Kabinet Indonesia Maju bisa fokus dan konsisten pada program-program penurunan stunting.

[Gambas:Video CNBC]

(dru)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/38RTy64

January 31, 2020 at 04:27PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sri Mulyani Curhat Pernah Dipermalukan Bank Dunia, Soal Apa?"

Post a Comment

Powered by Blogger.