Di bursa domestik, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi di atas 1% merespons isu tersebut pada awal perdagangan pagi ini, Selasa (28/1/2020). Demikian pula dengan bursa-bursa saham utama di Asia, pagi ini terkoreksi dalam karena sentimen yang sama.
Indeks Kospi di Korea Selatan sempat turun 2,98%, demikian pula indeks Straits Times di Singapura turun 2,85%. Bahkan indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,85% sementara indeks Topix turun 0,87%. Sementara itu, saham di Australia juga menurun, karena S & P / ASX 200 turun 1,4%.
Sebelumnya, dini hari tadi bursa saham Wall Street juga mengalami nasib yang sama, indeks Dow Jones turun 453,93 poin atau 1,57% ke level 28.535,80 dan menghapus kenaikan selama 2020.
Indeks S&P 500 turun 1,6% menjadi 3.243,63. Nasdaq Composite mengalami hari terburuk sejak Agustus, turun 1,9% menjadi 9.139,31.
Otoritas kesehatan China mengatakan pada Selasa bahwa wabah koronavirus telah menewaskan 106 orang dan menginfeksi 4.515.
Di bursa saham domestik, saham-saham dari sektor industri dasar terpukul paling dalam.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, indeks dari sektor ini terkoreksi 1,38%, paling tinggi diantara 10 indeks sektoral lainnya.
Menyusul saham saham-saham dari sektor Agribisnis yang ambles 1,12%. Pemicunya adalah penurunan harga saham-saham produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Serangan virus corona membuat permintaan CPO dari China menurun. Biasanya momen tahun baru Imlek akan meningkatkan permintaan CPO, apalagi di China ada libur panjang
Faktanya, Jumat lalu (24/1/2020) harga CPO kontrak pengiriman April 2020 di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) terkoreksi 2,19% menyentuh level RM 2.862/ton. Hingga Senin (27/1/2020) BMD libur karena sedang merayakan libur perayaan tahun baru imlek yang jatuh pada Sabtu kemarin (25/1/2020).
Saham-saham seperti, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) juga turun 3,02%, saham PT London Sumatra Plantation Tbk anjlok 2,13% dan PT High Eagle Plantation Tbk (BWPT) ambles 4%.
Demikian pula dengan indeks sektor manufaktur tercatat terkoreksi 1,02%. Saham PT Astra International Tbk (ASII), lalu saham PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) turun 0,49% dan saham PT Gadjah Tunggal Tbk (GJTL) turun 1,21%.
Dalam risetnya pagi ini, Pilarmas Investindo Sekuritas menulis, virus corona telah menjadi sumber ketidakpastian. Padahal, isu tentang perang dagang AS dan China, serta penentuan mengenai Brexit yang sebentar lagi akan kita lihat bagaimana penyelesaiannya.
"Corona akan menjadi peringkat nomor 1 tahun ini mengenai ketidakpastian. Dan semakin tidak pasti lagi karena virus ini terjadi di China yang merupakan pendorong pertumbuhan global. Efek dari virus Corona, kian mengkhawatirkan yang membuat beberapa indeks global, serta pasar obligasi mengalami penurunan," tulis riset tersebut.
Kekhawatiran terus tumbuh di tengah tengah bukti bahwa penyakit ini memiliki masa waktu inkubasi selama 2 minggu, sehingga memungkinkan orang yang membawa virus namun tidak terdeteksi sehingga mampu memberikan kesempatan untuk menginfeksi orang lain.
"Kami melihat dampaknya akan cukup buruk apabila virus Corona tersebut tidak dicegah secepat mungkin karena akan memberikan dampak yang cukup besar terhadap perekonomian China," tulis riset tersebut lagi.
(hps/tas)
https://ift.tt/36CPlSp
January 28, 2020 at 05:33PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Serangan Virus Corona Ganas, Ini Sederet Saham yang Tumbang"
Post a Comment