Riyal mengakhiri perdagangan Rabu di level Rp 3.63/SAR, melemah 0,08% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Pada Jumat pekan lalu riyal melemah 0,44% ke Rp 3.616/SAR yang merupakan level terlemah sejak Februari 2018. Sementara dalam dua hari sebelumnya, riyal berhasil menguat masing-masing 0,25% dan 0,22%.
Penyebaran virus Corona menjadi penggerak utama perdagangan mata uang sejak pekan lalu
Mengutip CNBC International, jumlah korban meninggal akibat virus corona hingga di China bertambah menjadi 132 orang, dan telah menjangkiti 5.974 orang. Selain itu sebanyak 103 orang dilaporkan sudah sembuh.
Virus Corona pertama kali muncul di kota Wuhan (China), dan kini telah menyebar setidaknya ke berbagai negara. Virus tersebut dikabarkan sudah sampai ke Arab Saudi pada pekan lalu tetapi dibantah oleh Saudi Center for Disease Control and Prevention yang menyatakan belum ada kasus virus corona melalui akun Twitter, sebagaimana dilansir Reuters.
Meski demikian, virus Corona memberikan efek yang berbeda, yakni jebloknya harga minyak mentah. Sepanjang pekan lalu, harga minyak mentah jenis Brent anjlok lebih dari 6%, dan berlanjut pada awal pekan ini hingga menembus ke bawah US$ 60/barel.
Penurunan harga minyak mentah cukup membebani pergerakan riyal, mengingat si emas hitam merupakan salah satu sumber pendapatan utama Arab Saudi.
Berikut pergerakan riyal melawan rupiah sejak awal tahun yang sudah melemah 1,8%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
https://ift.tt/316bc3b
January 30, 2020 at 04:03PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Turun Tipis, Kurs Riyal di Dekat Level Terlemah 2 Tahun"
Post a Comment