Search

Global Dibayangi Virus Corona, Pasar SUN Rentan Terkoreksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi diprediksi akan kembali terkoreksi pada perdagangan Selasa ini (28/1/2020) setelah membukukan reli kenaikan harga sejak 2 pekan terakhir, setelah dampak negatif virus corona Wuhan mulai berdampak signifikan pada pasar keuangan global.

Untuk itu, pelaku pasar surat utang negara (SUN) disarankan untuk melakukan aksi jual dengan volume terbatas.

Maximilianus Nico Demus, Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, dalam risetnya pagi ini (28/1/20) menilai pelemahan yang sudah terjadi kemarin masih dapat berlanjut hari ini, dan akan diwarnai oleh lelang rutin surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara) yang akan digelar pemerintah nanti siang.


"Kami melihat ada ruang yang cukup besar bagi pasar obligasi untuk mengalami pelemahan, sehingga potensi penurunan harga juga kian semakin besar yang akan memberikan implikasi pada kenaikan yield," ujar Nico dan tim hari ini.

Dia menilai dampak virus corona Wuhan mulai terlihat signifikan dengan tingkat kematian yang terus bertambah. Sejauh ini sudah ada 2.744 kasus dengan 80 angka kematian, dan kemungkinan bertambahnya angka itu masih terbuka lebar. Hingga kemarin, sudah ada lebih dari 30.000 orang sedang diperiksa secara seksama atas dugaan serangan virus corona.

Dalam lelang sukuk negara hari ini, pemerintah menetapkan target indikatif dari penawaran lima seri SBSN senilai Rp 7 triliun. Dalam lelang sukuk negara sebelumnya yaitu pada 2 pekan lalu, pemerintah berhasil mendapatkan permintaan Rp 59,14 triliun dan menerbitkan Rp 7 triliun.


Pergerakan harga dan tingkat imbal hasil (yield) SUN saling bertolak belakang di pasar, dan yield lebih digunakan di pasar karena mencerminkan harga, kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Tahun ini, seri acuan baru adalah FR0081 untuk tenor 5 tahun, FR0082 10 tahun, FR0080 15 tahun, dan FR0083 20 tahun.

IHSG yang masih belum lepas dari tren koreksi membuat para pelaku pasar dan investor melakukan switching, beberapa di antaranya ke pasar SUN, karena hal ini dinilai penting untuk menjaga Return on Investment bagi portfolio masing masing.

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.087,99 triliun SBN, atau 39,11% dari total beredar Rp 2.781 triliun berdasarkan data per 23 Januari.

Angka itu menunjukkan kepemilikan investor asing masih masuk ke pasar SUN senilai Rp 3,84 triliun sejak akhir pekan lalu, sedangkan sejak awal bulan atau berarti sejak awal tahun masih surplus Rp 26,13 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2TZrh9k

January 28, 2020 at 04:05PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Global Dibayangi Virus Corona, Pasar SUN Rentan Terkoreksi"

Post a Comment

Powered by Blogger.