Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan awal pekan Senin kemarin (27/1/2020) dengan ditutup anjlok 110 poin atau -1,78% ke level 6.133.
Perdagangan bursa terlihat sepi dengan transaksi hanya Rp 4,92 triliun, jauh lebih rendah dari transaksi sebelumnya Rp 6,33 triliun. Turunnya angka volume disertai pelemahan menandakan bahwa investor tidak sepenuhnya melakukan aksi jual, namun sebagian masih menunggu (wait and see) untuk melihat perkembangan pasar.
Untuk perdagangan Selasa (28/1/2020) hari ini, Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi IHSG akan ditutup kembali melemah dengan rentang pergerakannya berpotensi bergerak pada level 6.050 hingga 6.150.
Merujuk pada bursa saham Amerika Serikat (AS) pada pagi tadi rata-rata ditutup anjlok karena adanya kekhawatiran atas wabah virus Corona yang telah memakan sejumlah korban. Akibatnya, Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 1,57%, S&P 500 terpangkas juga 1,57% dan Nasdaq terjungkal 1,89%.
Wabah virus corona yang menyerang China menyebabkan saham-saham di sektor konsumen, ritel, hotel dan restoran yang terpapar langsung ke pasar China anjlok pada perdagangan kemarin. Beberapa saham tersebut di antaranya Estee Lauder, Nike, Marriot, Hilton, Hyatt Hotel, McDonald, Starbucks dan Yum China.
Di AS sudah ada lima kasus orang yang terjangkit virus corona dilaporkan. Semuanya memiliki riwayat pernah bepergian ke Wuhan, sumber virus itu berasal. Kasus kelima telah berhasil dikonfirmasi oleh Center for Disease Control & Protection (CDC) di Arizona. Empat kasus sebelumnya ditemukan di Washinton, Chicago, California Los Angeles County dan Orange County.
Dari bursa saham dalam negeri, meski IHSG kemarin anjlok, investor asing justru melakukan pembelian. Asing tercatat membukukan beli bersih (net buy) senilai Rp 179,59 miliar di pasar reguler, dan Rp 161,16 miliar di semua pasar baik reguler maupun non reguler.
Secara teknikal, IHSG masih dibayangi penurunan seiring terbentuknya pola lilin hitam panjang (long black candle) yang menandakan tekanan jual yang mendominasi.
Secara rata-rata bergerak (moving average/MA), IHSG masih membentuk pola persilangan mati (dead cross), yakni adanya pergerakan garis rerata selama 5 hari (MA-5) yang memotong ke bawah garis MA-20.
Level penahan jika terjadi koreksi (support level) pada IHSG, yang terdekat berada pada 6.100, level penahan koreksi selanjutnya berada di 6.050 dan 6.000.
Chart: IHSG (Refinitiv)
|
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/tas)
https://ift.tt/2U45E7N
January 28, 2020 at 03:39PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dibayangi Virus Corona, Waspada IHSG Ambles ke Bawah 6.100"
Post a Comment