Menurutnya, rencana itu akan terlaksana saat proyek pemindahan ibu kota selesai pada 2024. "Pindah semua langsung, semua ASN, Insha Allah semua begitu," ujarnya awal pekan lalu.
Terkait hal tersebut, dia telah memerintahkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Tjahjo Kumolo untuk melakukan survei.
"Sudah perintahkan kepada MenPAN RB untuk survei dulu, pengen ngga pindah berapa persen, harus tau," katanya lagi.
Ibu kota baru ini nantinya terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Proyek ini diharapkan selesai pada 2024 mendatang.
Sementara itu, setidaknya akan ada dua skenario pemindahan ibu kota ini. Pertama memindahkan semua PNS tanpa mempertimbangkan kelompok usia, dengan skenario ini, total ada 182.462 PNS yang akan dipindahkan.
Ada dua asumsi dalam skenario pertama ini. Yaitu kelembagaan kementerian/lembaga (K/L) dan business process sama dengan saat ini dan kedua, rekrutmen ASN baru prinsip zero growth.
Skenario Kedua, adalah pindah sebagian. Artinya, hanya PNS yang masuk kelompok usia sampai dengan 45 tahun yang akan dipindahkan, dengan total 118.513 PNS.
Asumsinya juga ada dua, yakni kelembagaan K/L dan business process beralih menjadi smart government serta rekrutmen ASN baru prinsip zero growth lima tahun ke depan.
Beda skenario, beda pula kebutuhan anggarannya. Skenario pertama butuh anggaran sebanyak Rp 2,91 triliun, sedangkan skenario kedua menelan Rp 1,89 triliun.
Adapun anggaran tersebut akan digunakan untuk biaya transportasi pegawai dan keluarga pegawai, serta uang harian. Satu PNS mendapatkan lima jatah uang transportasi untuk keluarganya (termasuk PNS). Kelimanya juga mendapat uang harian yang dihitung selama tiga hari.
(sef/sef)
https://ift.tt/36kP1rc
January 23, 2020 at 02:03PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Begini 2 Skenario Pemindahan PNS ke Ibu Kota Baru"
Post a Comment