Search

Sempat Perkasa, Energi Penguatan Rupiah Mulai Terkuras

Jakarta, CNBC Indonesia - Memulai hari dengan meyakinkan, rupiah tampaknya mulai kehilangan tajinya. Pada pembukaan perdagangan di pasar spot, Jumat (1/2/2019), rupiah menguat 0,21% ke level Rp 13.940/dolar AS.

Pada pukul 8:30 WIB, penguatan rupiah sedikit menipis menjadi 0,14% ke level Rp 13.950/dolar AS. Walaupun sedikit menipis, penguatan sebesar 0,14% sudah cukup untuk membuat rupiah menjadi mata uang terbaik di kawasan regional.

Namun pada pukul 9:55 WIB, rupiah mulai kehilangan seluruh daya penguatan yang dicapai hari ini dan diperdagangkan di level Rp 13.970/dolar AS, sama dengan posisi penutupan perdagangan kemarin (31/1/2019). Rupiah bahkan sempat melemah 0,07% ke level Rp 13.980/dolar AS.

Hasil pertemuan The Federal Reserve selaku bank sentral AS sempat membuat rupiah unggul cukup jauh melawan dolar AS. Mempertahankan suku bunga acuan di level 2,25-2,5%, The Fed lagi-lagi mengeluarkan pernyataan bernada kalem alias dovish. The Fed bakal lebih bersabar dalam mengeksekusi kenaikan suku bunga acuan.

"Dalam situasi ekonomi global dan pasar keuangan saat ini, serta tekanan inflasi yang minim, Komite akan bersabar dalam menentukan kenaikan suku bunga acuan berikutnya," tulis pernyataan The Fed.

Tak hanya lebih kalem dalam masalah normalisasi suku bunga acuan, The Fed juga secara tegas menyatakan bahwa pihaknya siap untuk mengubah skema perampingan neracanya. Sebagai informasi, pascakrisis keuangan global tahun 2008 silam, The Fed rajin membeli surat utang pemerintah dan mortgage-backed securities untuk menstimulasi perekonomian Negeri Paman Sam.

Pada puncaknya, neraca dari bank sentral sempat menyentuh angka US$ 4,5 triliun. Terhitung mulai Oktober 2017, The Fed mulai mengurangi besaran neracanya dengan tak lagi menginvestasikan porsi tertentu dari pendapatan yang diterima atas surat berharga tersebut.

"Komite siap untuk menyesuaikan setiap detil untuk menyelesaikan normalisasi neraca berdasarkan perkembangan ekonomi dan pasar keuangan," papar The Fed dalam pernyataan resminya.

Sepanjang tahun 2018, rupiah menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terburuk di kawasan Asia. Normalisasi suku bunga acuan sebanyak 4 kali (100 bps) yang dieksekusi The Fed membuat rupiah berada dalam posisi yang sulit. Kini ketika The Fed terlihat sudah semakin dovish, kinerja rupiah pun terangkat. (ank/ank)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2DM5WHY

February 01, 2019 at 05:38PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sempat Perkasa, Energi Penguatan Rupiah Mulai Terkuras"

Post a Comment

Powered by Blogger.