Investor ramai-ramai kembali masuk ke pasar setelah The Fed semalam mempertahankan kebijakan suku bunganya, langkah serupa berpotensi diikuti Bank Indonesia (BI). Akibatnya rupiah menguat tajam hingga 1,1% ke level Rp 13.970 per dolar AS, lebih tinggi dari penguatan IHSG.
Pelaku pasar juga memburu saham-saham sektor keuangan dan properti yang sensitif terhadap perubahan suku bunga. Bahkan sektor keuangan sebagai pemilik bobot terbesar IHSG menjadi pendorong utama penguatan IHSG hari ini. Sektor tersebut menguat 1,73%, tertinggi secara persentase dan sumbangan poin.
Sentimen positif lainnya yang tak kalah penting adalah pertemuan Wakil Perdana Menteri China Liu He dengan Kepala Perwakilan Dagang Robert Lighthizer di washington. Yang dibahas pastilah sengketa dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS).
Pelaku pasar memandang hal tersebut secara positif karena berpotensi membuat perekonomian dunia semakin membaik dan meningkatkan permintaan komoditas. Dampaknya sektor pertambangan juga menjadi incaran dan menguat 1,56%, tertinggi kedua secara persentase.
Suasana perdagangan saham juga cukup ramai dengan inflow beli bersih (net buy) investor asing yang mencapai Rp 1,48 triliun di pasar reguler. Hingga tahun berjalan, net buy asing di pasar reguler telah menembus 10,67 triliun.
Secara teknikal, IHSG kembali menunjukkan pergerakan ke jalur tren kenaikan (uptrend). Hal ini tercermin dari posisinya saat ini yang bergerak meyakinkan di atas rata-rata nilainya selama lima hari (moving average five/MA5).
Foto: yazid
|
IHSG esok masih berpotensi menghijau seiring terbentuknya pola lilin putih pendek (short white candle) yang mengindikasikan penguatan. Adapun level penghalang kenaikan (support) yang harus di uji esok hari berada di level 6.600.
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/hps)
http://bit.ly/2FWrzYo
February 01, 2019 at 12:45AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "IHSG Cetak Rekor Tertinggi 2019, Kemana Arah Berikutnya?"
Post a Comment