Mustahil tampaknya memang untuk Harley Davidson jatuh bangkrut. Tapi kemarin di bursa Wall Street, Harley mengecewakan investor mereka dengan mengumumkan perusahaan tak bukukan laba untuk kinerja di kuartal IV 2018.
Foto: Harley Davidson (REUTERS/Henry Nicholls)
|
Biang keroknya? Kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump yang telah menyulitkan Harley tumbuh di pasar luar AS.
Bagi investor ini adalah pertanda buruk, mengingat bisnis Harley dalam tekanan selama beberapa tahun terakhir. Bisnisnya mulai usang, penjualan di AS anjlok, dan pendapatan menurun.
Dikutip dari Busines Insider, sejak 2006 perusahaan juga bertahan habis-habisan di mana per kuartalnya rata-rata hanya bisa hasilkan US$ 1 miliar.
Bisnis motor gede Harley juga semakin terjepit dengan hadirnya kompetitor dari India. Bisnis motor India ini mulai bangkit di abad 21, yakni Royal Enfield yang sedang diminati pasar di kota-kota dan peminat pemula.
Tapi, mungkin kondisi Harley tak seburuk yang diberitakan di media-media AS. Trump memang sudah merusak pertumbuhan dan keuntungan merek dagangan ini di Eropa dan Asia, tapi Harley mulai siapkan tangan-tangan kreatif untuk kembangkan produk yang tepat sasaran di area tersebut.
Masalah besar yang dihadapainya justru penurunan penjualan di AS.
Foto: Infografis, Arie Pratama
|
Untuk linimasa bisnis-bisnis tua ini, menurut Business Insider, agak klasik. Butuh waktu yang lama hingga akhirnya Harley alami ancaman bisnis yang serius. Toh Harley masih kuasai separuh pasar AS dengan mesin khususnya.
Business Insider mencontoh dari bisnis General Motors pada 1950-an, meskipun bisnis GM mulai surut di waktu tersebut, butuh 59 tahun lagi sampai akhirnya perusahaan bangkrut. (gus)
http://bit.ly/2To5R2I
February 01, 2019 at 06:09PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bertahan 116 Tahun, Bisnis Harley Davidson Mulai Senjakala"
Post a Comment