Perusahaan Korea Selatan itu menyebut turunnya permintaan produk-produk utamanya sebagai penyebab lesunya kinerja keuangan perusahaan.
Laba bersih pada periode Oktober-Desember mencapai 8,46 triliun won (Rp 106 triliun), kata perusahaan. Nilai itu turun 31% secara tahunan.
Perusahaan ini adalah anak perusahaan unggulan dari Samsung Group, yang sejauh ini merupakan konglomerat terbesar yang dikendalikan keluarga yang mendominasi bisnis di ekonomi terbesar ke-11 di dunia itu. Kinerja perusahaan sangat penting bagi kesehatan ekonomi Korea Selatan, dilansir dari AFP.
Raksasa teknologi ini telah menikmati rekor keuntungan dalam beberapa tahun terakhir meskipun ada sejumlah kemunduran, termasuk beberapa penarikan produk yang memalukan dan pemenjaraan bosnya beberapa waktu lalu.
Tapi sekarang gambarannya berubah, dengan harga chip yang jatuh karena meningkatnya pasokan global dan permintaan yang melemah.
Perusahaan juga harus bersaing di pasar smartphone yang ketat dengan pesaing China seperti Huawei (yang melampaui Apple untuk mengambil tempat kedua tahun lalu). Huawei mampu menawarkan perangkat berkualitas dengan harga lebih rendah.
Foto: Samsung (REUTERS/Christian Mang)
|
"Faktor-faktor ekonomi dan bisnis yang tidak menguntungkan menyebabkan kinerja lebih lambat pada kuartal terakhir," kata Samsung Electronics dalam sebuah pernyataan.
Pendapatan dipengaruhi oleh penurunan permintaan chip memori yang digunakan di pusat data dan smartphone, tambahnya.
Diprediksikan permintaan chip tetap lemah pada periode Januari-Maret, "karena faktor musiman dan ketidakpastian ekonomi makro".
Melemahnya permintaan luar negeri untuk chip memori (salah satu item perdagangan utama Korea Selatan) adalah berita buruk bagi perekonomian yang didorong ekspor.
Gubernur Bank of Korea Lee Ju-yeol mengatakan awal bulan ini, bahwa ekonomi terbesar keempat Asia itu dapat menghadapi "beban yang cukup besar jika penurunan berkepanjangan berlanjut di industri semikonduktor".
Dan laba bersih Samsung jatuh pada waktu yang sama saat pertumbuhan ekonomi China juga melambat yang diperburuk oleh perselisihan perdagangan dengan Amerika Serikat.
Samsung nyaris tidak menyebut raksasa Asia itu dalam laporan pendapatannya, tetapi menunjuk "volatilitas ekonomi global" sebagai penyebab permintaan chip yang "menyusut".
Untuk tahun penuh 2018, perusahaan melaporkan rekor laba bersih 44,3 triliun won, naik 5,1% dari tahun ke tahun.
Angka laba bersih berada di bawah perkiraan analis, menurut Bloomberg News. Saham Samsung Electronics ditutup turun 0,54%.
(prm)http://bit.ly/2GcpqXZ
February 01, 2019 at 12:55AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Permintaan Global Lesu, Laba Bersih Samsung Anjlok"
Post a Comment