Kabar yang berembus di pasar, suntikan modal para investor ini mencapai US$ 1 miliar atau setara Rp 14 triliun (dengan asumsi kurs Rp 14.000).
Dari deretan nama-nama kelas kakap investor di dunia teknologi digital ini, satu nama yang perlu digarisbawahi ialah Provident Capital. Siapa sebenarnya Provident Capital dan apa saja portofolionya dan siapa di balik perusahaan investasi ini?
Berdasarkan penelurusan CNBC Indonesia, Provident bukan nama baru di industri private equity atau perusahaan investasi. Dari situs resminya, perusahaan ini berbasis di Singapura dengan alamat di 80 Raffless Place #51-02 UOB Plaza 1.Sebelum masuk Gojek, Provident Capital sudah memiliki beberapa portofolio investasi di Indonesia seperti Tower Bersama Group, Merdeka Copper Gold, Provident Agro, JD.ID, dan Provident Biofuels. Tiga perusahaan yang disebut pertama ini adalah emiten di Bursa Efek Indonesia dan masuk grup Saratoga, yang didirikan Edwin Soeryadjaja dan Sandiaga S. Uno.
Nama lengkap tiga emiten itu yakni PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Provident Agro Tbk (PALM). Dalam sejarah Saratoga disebutkan, perseroan masuk mengakuisisi Tower Bersama pada tahun 2004, bersama dengan mitranya Provident Capital.
Nama di belakang Provident ini ialah Winato Kartono, yang kini menjabat Komisaris Utama Provident Agro sejak tahun 2012. Winato adalah pemegang saham utama PT Provident Capital Indonesia yang sejak awal mula adalah pemilik utama Provident. Winato, pada 2013, juga masuk 50 orang terkaya di Indonesia (urutan 46) versi Forbes dengan kekayaan sekitar US$590 juta.
Winato juga menjabat sebagai komisaris pada anak-anak usaha Provident dam komisaris Tower Bersama Infrastructure. Latar belakang sekitar 8 tahun bergabung dengan Citigroup dengan jabatan terakhir sebagai Head of Investment Banking di Indonesia untuk Citigroup Global Markets (1996-2004), membuat Winato punya jaringan amat luas di dunia investasi dan M&A (merger dan akuisisi).
Banyak klien penting dipegangnya ketika itu di antaranya Telkom, Telekom Malaysia, Kumpulan Guthrie Berhad, Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd, L'Oreal, Nestle, dan Heinz. Bersama Saratoga, Winato memegang saham mayoritas di Merdeka Copper.
Masuknya Provident di Gojek melanjutkan minat perusahaan investasi yang dibangun pengusaha Indonesia lainnya. Private equity yang juga masuk di Gojek ialah Northstar Equity Partners yang didirikan oleh Patrick Walujo tahun 2003 bersama Glenn Sugita, bekas vice president PricewaterhouseCoopers Securities Indonesia.
Sebelumnya pada 2017, Nikkei memberitakan bahwa Provident Capital Indonesia juga ikut berpartisipasi dalam investasi pendirian joint venture, JD Thailand, bersama dengan raksasa e-commerce Tiongkok JD.com dan raksasa ritel Thailand Central.
Menurut sumber Nikkei tersebut, dana awal perusahaan ini adalah US$ 500 juta, separuhnya dipenuhi Central, sementara separuh lagi adalah patungan JD.com, JD Finance, dan Provident Capital.
Provident Capital disebutkan memiliki kapitalisasi pasar senilai lebih dari US$ 3 miliar dan berinvestasi di berbagai sektor, termasuk telekomunikasi, kelapa sawit, dan e-commerce.
(hps)http://bit.ly/2Rwc4Ie
February 01, 2019 at 08:41PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ikutan Suntik Gojek, Siapa di Balik Provident Capital?"
Post a Comment