Sentimen positif yang membanjiri bursa saham domestik tersebut membuat investor asing melakukan akumulasi beli saham-saham di Bursa Efek Indonesia. Nilai beli bersih (net buy) pemodal asing tercatat mencapai Rp 205,88 miliar.
Total nilai transaksi pada perdagangan sesi I mencapai Rp 4,13 triliun, dengan volume 6,72 miliar saham dengan 222.707 kali.
Akumulasi beli yang dilakukan asing terhadap saham di BEI tersebut dikarenakan rilis inflasi yang disampaikan BPS. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis indeks harga konsumen Januari 2019 terjadi inflasi sebesar 0,32% (month-to-month). Sementara secara tahunan atau year-on-year sebesar 2,82% tingkat inflasi di Januari 2019.
Laju inflasi tersebut di bawah konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan laju inflasi month-to-month (MtM) di 0,5%. Sementara inflasi year-on-year (YoY) ada di 3,01% dan inflasi inti YoY adalah 3,07%.
Foto: Konferensi pers BPS terkait inflasi Januari 2019, IHPB, nilai tukar petani dan harga gabah, hingga pola perdagangan komoditas strategis (CNBC Indonesia/Iswari Anggit)
|
Namun, angka inflasi tersebut sebenarnya juga jadi faktor yang menahan IHSG melaju lebih tinggi. Pasalnya indeks sektor barang konsumsi terkoreksi 0,03% pada sesi I.
Inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi menimbulkan persepsi bahwa konsumsi masyarakat Indonesia sepanjang bulan lalu relatif lemah.
Positifnya data ekonomi Jepang memantik aksi beli di bursa saham regional. Pada pagi hari ini, tingkat pengangguran per akhir Desember 2018 diumumkan di level 2,4%, turun dari capaian periode sebelumnya yang sebesar 2,5%, seperti dilansir dari Trading Economics.
Kemudian, pembacaan final untuk data Manufacturing PMI periode Januari 2019 versi Nikkei diumumkan di level 50,3, mengalahkan konsensus Trading Economics yang sebesar 50.
Lantas, perekonomian Jepang berhasil menepis keraguan pasar. Sebelumnya, data ekonomi yang kurang menggembirakan membuat investor meragukan kapasitas perekonomian Negeri Sakura.
Belum lama ini, tingkat inflasi Jepang periode Desember 2018 diumumkan sebesar 0,3% YoY, jauh melambat dari capaian November yang sebesar 0,8% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. Laju inflasi bulan Desember juga merupakan yang terlambat sejak Oktober 2017.
Wajar jika rilis data ekonomi Jepang yang positif sukses memantik aksi beli di bursa saham kawasan regional. Sebagai negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia, kuatnya perekonomian Jepang tentu akan membawa berkah bagi perekonomian negara-negara lain, termasuk Indonesia. (hps/prm)
http://bit.ly/2S2VapI
February 01, 2019 at 06:50PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Inflasi Aman, Jepang Membaik, dan IHSG Melambung"
Post a Comment