Selama sepekan, harga batu bara tercatat naik 0,1%. Sedangkan sejak awal tahun 2019, harga komoditas ekspor andalan Indonesia ini terpangkas 2,7%.
Meski menguat, batu bara masih terus mendapat banyak tekanan.
Perlambatan ekonomi dunia, terutama China diguga masih terus membayangi harga batu bara. Pasalnya, perlambatan ekonomi China akan berdampak signifikan terhadap permintaan energi Negeri Tirai Bambu.
Bagaimana tidak, data dari World Bank menunjukkan bahwa 70% listrik di China dibangkitkan oleh tenaga batu bara termal.
Terlebih lagi saat ini China masih menguasai lebih dari separuh konsumsi batu bara dunia. Bila permintaan energi China berkurang, maka sudah bisa dipastikan permintaan energi dunia juga akan terpengaruh secara signifikan.
Tak cukup sampai disitu, China juga sudah berkomitmen untuk menyediakan udara yang lebih bersih bagi warganya. Wajar mengingat aktivitas tambang batu bara China menyumbang 1,1 juta ton polusi gas metana di China setiap tahunnya (2010-2015).
Selain itu, pada 30 Januari kemarin, pemerintah China memulai kembali perijinan reaktor nuklir yang sempat mandek selama 3 tahun. Ini mengindikasikan tingkat utilisasi energi nuklir yang akan meningkat. Dengan begitu, porsi penggunaan energi nuklir China untuk listrik diprediksi meningkat menjadi 4,5% dari 4,3% di tahun 2018.
Kabar tersebut bagaikan awan kelabu bagi batu bara. Sebab penggunaan energi nuklir akan memangkas kebutuhan batu bara di saat permintaan energi tidak tumbuh karena adanya perlambatan ekonomi. Bahkan pada tahun 2018, potensi pertumbuhan permintaan batu bara terpangkas 15 juta ton akibat meningkatnya pemakaian energi nuklir.
Ditambah lagi, pembatasan impor batu bara oleh pemerintah China menimbulkan kekhawatiran bagi pelaku pasar. Pasalnya belum ada pernyataan yang jelas dari pemerintah. Bila impor batu bara terhambat, maka berkahnya akan dirasakan oleh batu bara domestik. Terbukti hari ini kontrak batu bara kokas domestik China melonjak hinga ke posisi tertingginya dalan 17 bulan.
Tidak ada pernyataan yang jelas mengatakan apa kebijakan impor batubara tahun ini [...] Jadi saya sudah mengatakan kepada klien saya untuk tidak membuat pesanan dari luar negeri sampai kita tahu apa yang akan terjadi, "kata seorang broker batubara kokas di selatan provinsi Zhejiang, seperti yang dilansir dari Reuters.
Meski demikian, perkembangan yang positif dari dialog dagang antara Amerika Serikat-China dapat memberikan energi positif bagi harga batu bara. Pasalnya, bila kedua negara kembali lancar bertukar barang, maka rantai pasokan seluruh dunia akan kembali bergairah.
Hal tersebut akan kembali merangsang sektor industri untuk kembali menggenjot produksi, dan permintaan energi pun bisa kembali meningkat
TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/gus)
http://bit.ly/2Wxfzlh
February 01, 2019 at 01:22AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mulai Menguat, China Jadi Kunci Harga Batu Bara Dunia"
Post a Comment