Perundingan akan dilanjutkan dengan lawatan delegasi AS ke China pada Februari nanti. Maximilianus Nico Demus, Head of Research PT Pilarmas Investindo Sekuritas, menyatakan obligasi acuan bertenor 5 tahun, 10 tahun, dan 20 tahun pada perdagangan kemarin kompak naik.
"Namun sayang obligasi bertenor 15 tahun masih belum mengalami kenaikan yang signifikan, sehingga diharapkan tenor 15 tahun juga akan mengikuti kenaikkan yang sudah terjadi sebelumnya," ujar Nico dalam risetnya pagi ini.
Meskipun demikian, berita positif tersebut disela oleh Presiden AS Donald Trump sendiri yang menyatakan kesepakatan akhir baru akan terjadi begitu dirinya bertemu dengan Presiden China Xi Jinping bulan depan.
Kemarin, 31 Januari 2019, h</span>arga obligasi rupiah pemerintah menguat di tengah euforia pasar terhadap nada kalem (dovish) bank sentral AS, the Fed. Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain, baik negara berkembang maupun negara maju.
Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. Seri acuan paling menguat kemarin adalah seri 5 tahun, dengan penurunan yield 7,4 basis poin (bps) menjadi 7,92%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas)
http://bit.ly/2TlNpHL
February 01, 2019 at 04:41PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "China-AS Lancar, Harga SUN Diprediksi Menguat Lagi"
Post a Comment