Search

Gegara Permintaan Lesu dan COVID-19, Saham Semen Ambrol

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan semen domestik tanah air dalam dua bulan terakhir (2M20) mengalami kontraksi dibanding periode yang sama tahun lalu. Kuartal pertama tahun ini akan menjadi periode yang berat untuk industri semen tanah air, namun potensi yang masih ada di ]tambah valuasi emiten yang menarik perlu dipertimbangkan investor.

Penjualan semen domestik pada Februari 2020 secara month on month (mom) mengalami penurunan 6,3% dan lebih baik dari periode yang sama tahun lalu (-13,1% mom). Namun jika dibanding periode Februari tahun lalu, penjualan semen masih terkontraksi sebesar 0,11% year on year (yoy).


Pada 2M20, penjualan semen domestik tercatat masih terkontraksi sebesar 3,9% (yoy). Kontraksi terjadi akibat anjloknya penjualan semen pada Januari yang turun hingga 7,3% (yoy) dibanding Januari tahun lalu.

Turunnya volume penjualan semen pada 2M20 juga diakibatkan oleh dua faktor utama lain yaitu curah hujan yang tinggi pada bulan Januari yang mengakibatkan melambatnya pembangunan serta permintaan properti yang masih lemah.

Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan curah hujan tinggi (>300 mm) terjadi pada Januari terutama di beberapa wilayah Jawa dan Sumatera. Kedua pulau tersebut merupakan pulau dengan penduduk terpadat di Indonesia dan menyumbang lebih dari 75% penjualan semen tanah air.


Jadi harap maklum jika curah hujan tinggi yang sempat mengakibatkan banjir di berbagai daerah terutama di Jawa menjadi salah satu biang kerok melambatnya pembangunan yang berimbas pada penurunan permintaan semen.
Gegara Permintaan Lesu & COVID-19, Saham Semen AmbrolFoto: BMKG
Penjualan semen di sebagian besar wilayah di Indonesia juga mengalami penurunan. Namun volume penjualan semen di Sulawesi masih mencatatkan pertumbuhan 2% (yoy). Bahkan volume penjualan semen di Indonesia Timur melonjak drastis hingga 33,53% (yoy).

Dua emiten sektor semen terbesar di tanah air yakni PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP) juga mencatatkan penurunan volume penjualan semen pada 2M20 dibanding tahun lalu (-5,1% dan -6,2% yoy).

Penurunan volume penjualan semen SMGR dan INTP membuat pangsa pasar keduanya turun masing-masing menjadi 53,3% dan 25,7% pada 2M20. Padahal pada 2M19 pangsa pasar SMGR dan INTP masing-masing sebesar 54% dan 26,3%.

Menurut riset Bahana Sekuritas, salah satu faktor yang menjadi penyebab turunnya volume penjualan semen SMGR adalah kenaikan pada rata-rata harga jual (ASP). Hal ini berakibat pada beralihnya konsumen ke semen merek lain yang memberikan harga yang lebih kompetitif.

[Gambas:Video CNBC]

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/38S0TlT

March 13, 2020 at 09:57AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Gegara Permintaan Lesu dan COVID-19, Saham Semen Ambrol"

Post a Comment

Powered by Blogger.