Search

Duh! Dari Saham, Emas, CPO, SUN Hingga Rupiah Semua Ambles

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan  dunia, termasuk Indonesia, sedang mengalami turbulensi. Hampir semua instrumen investasi di pasar keuangan mengalami koreksi dalam.

Wabah virus corona yang sudah menjangkiti raturan ribu orang dan menenewaskan ribuan orang membuat seluruh dunia khawatir terhadap masa depan ekonomi dunia. Kondisi tersebut membuat investor bertanya-tanya dimana tempat investasi yang baik?

Pasar saham domestik, pekan lalu mengalami guncangan setelah Bursa Efek Indonesia melakukan dua kali penghentian perdagangan (trading halt) karena terkoreksi 5%. Dalam sepekan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan tercatat terkoreksi hingga 4,46% dalam sepekan.


Pada Kamis (12/3/2020), pada pukul 15.33 WIB, BEI menghentikan perdagangan setelah IHSG drop hingga 5%. Perdagangan akhirnya ditutup karena batas waktu suspensi sudah melewati jam trading normal yang biasanya tutup pukul 16.00 WIB. Sementara durasi halting trading ditetapkan selama 30 menit.

Pada Jumat (13/3/2020), tetap pukul 09.15 WIB, BEI kembali menghentikan perdagangan karena IHSG kembali drop 5%. Pukul 09.45, perdagangan saham kembali dibukan. Beruntungnya, IHGS pada hari terakhir perdagangan pekan lalu masih bisa ditutup positif atau naik 0,24% ke level 4.907,57.

Guncangan tak hanya terjadi di pasar saham, harga komoditas emas pun ikut guncang dan bergerak bak roller coaster.

Awal pekan lalu, harga emas sempat melesat naik hingga ke level tertinggi sejak 2012, tetapi setelahnya malah menukik tajam. Harga emas sempat melesat naik 1,72% ke US$ 1.702,56/troy ons pada hari Senin (9/3/2020). Tetapi setelah mencapai level tersebut harga emas justru terus merosot hingga 8,64% di US$ 1.529,31/troy ons pada perdagangan Jumat kemarin.

Hal senada terjadi pada harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau yang biasa disebut emas Antam. Sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada hari Senin (9/3/2020). Emas batangan 100 gram yang kerap dijadikan acuan dibanderol Rp 80.2 juta/batang atau Rp 802.000/gram.


Tetapi setelah mencapai rekor tersebut, harga emas Antam langsung nyungsep, menurun 5 hari beruntun. Pada hari ini, Sabtu (14/3/2020) harga emas batangan 100 gram dibanderol Rp 76 juta/batang (Rp 760.000/gram), turun dibandingkan Jumat kemarin Rp 76,3 juta/batang (Rp 763.000/gram), berdasarkan data dari Butik LM-Pulo Gadung di situs resmi logammulia.com.

Itu artinya, sejak mencapai level rekor tertinggi hari Senin hingga hari ini, harga emas Antam sudah merosot Rp 42.000/gram atau 5,24%.

Hal yang sama juga terjadi di pasar obligasi pemerintah. Yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun tiba-tiba sudah berada di level 7%. Padahal di awal pekan yield acuan SUN berada pada level 6,8% dan diakhir pekan sudah berada pada kisaran 7,29%.

Sementara itu, harga komoditas lainnya seperti dunia juga ikut ambles. Harga minyak mentah Brent, yang menjadi acuan harga bagi Indonesian Crude Price (ICP) dalam sepekan terpangkas hingga seperempatnya, terperosok ke level psikologis US$ 30 per barel.

Pada perdagangan Senin (9/3/2020) pekan ini, harga minyak langsung meninggalkan level psikologis US$ 40 per barel, dan tersangkut ke posisi US$ 34,36 per barel. Meski sempat rebound sehari kemudian, tetapi tren pelemahan terus berlanjut hingga Jumat kemarin.

Mengutip data Revinitif, harga energi utama dunia ini turun 25,22%, dari US$45,27 per barel menjadi US$33,85. Artinya, harga emas hitam telah terpangkas US$ 11,42 per barel hanya dalam sepekan.

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) tertekan sepanjang pekan lalu, mengekor koreksi harga minyak mentah dunia yang menjadi salah satu variabel pengubah harga komoditas andalan Indonesia ini.

Harga kontrak berjangka CPO di bursa derivatif Malaysia pada Jumat (13/3/2020) berada di posisi 2.284 ringgit per ton, atau terpangkas 167 ringgit per tonnya, setara dengan koreksi sebesar 6,81% per ton.

Harga penutupan minyak sawit tersebut merupakan level terendah setidaknya sejak Oktober tahun lalu. Meski sempat berupaya menguat pada Rabu, tetapi aksi jual cenderung menekan pergerakan harga CPO hingga penutupan Jumat.

Sementara itu, nilai tukar rupiah melemah tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) di pekan lalu, bahkan menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di Asia.

Dalam 5 hari perdagangan, rupiah hanya menguat 1 kali, dan melemah tajam pada perdagangan Jumat (13/3/2020) kemarin. Mata Uang Garuda sempat terdepresiasi hingga 2,34% ke Rp 14.835/US$, level tersebut merupakan yang terlemah sejak 13 November 2018. Pelemahan rupiah berhasil terpangkas menjadi 1,59% dan mengakhiri perdagangan Jumat kemarin di level Rp 14.740/US$.

Sepanjang pekan lalu, rupiah membukukan pelemahan 3,66%, dan menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di Asia. Pelemahan tersebut cukup jauh dibandingkan posisi runner up terburuk, yen Jepang, yang melemah 2,48%. 


Sentimen yang mewarnai pasar keuangan hari ini tampaknya tak banyak berubah. Virus corona masih akan menjadi perhatian utama dunia.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo kemarin konferensi pers terkait perkembangan penyebaran COVID-19 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/3/2020) siang.

Menurut Jokowi, sejak mengumumkan kasus pasien positif awal bulan ini, Ia telah memerintahkan menteri kesehatan dan kementerian terkait untuk meningkatkan langkah-langkah ekstra dalam menangani pandemik global COVID-19.

Jokowi lantas mengomentari perihal lockdown yang dilakukan sejumlah negara di dunia dalam merespons COVID-19. Negara-negara itu antara lain China, Filipina, Iran, Italia, Denmark, dan Spanyol.

"Kita melihat beberapa negara yang mengalami penyebaran dari awal dari kita ada yang melakukan lockdown dengan segala konsekuensi yang menyertainya. Tetapi ada juga negara yang tidak melakukan lockdown namun melakukan langkah dan kebijakan yang ketat untuk menghambat penyebaran COVID-19 ini," kata Jokowi.

"Pemerintah terus berkomunikasi dengan WHO dan menggunakan protokol kesehatan WHO, serta berkonsultasi dengan para ahli kesehatan masyarakat dalam menangani penyebaran COVID-19 ini," lanjut eks Wali Kota Solo.

Meski demikian, ia pun berujar lagi agar melakukan aktivitas dari rumah.

"Kepada seluruh rakyat Indonesia saya harap tenang, tetap produktif agar penyebaran COVID-19 ini bisa kita hambat dan kita stop. Dengan kondisi ini, saatnya kita bekerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah," kata Jokowi lagi.

[Gambas:Video CNBC]

(hps/hps)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2WhWMNk

March 16, 2020 at 08:08AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Duh! Dari Saham, Emas, CPO, SUN Hingga Rupiah Semua Ambles"

Post a Comment

Powered by Blogger.