Search

Catat! Ini Saham Bank yang Paling Cuan Berkat Kebijakan QE BI

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan yang diumumkan Bank Indonesia (BI) dalam Repat Dewan Gubernur (RDG) kemarin bakal membantu kinerja saham sektor keuangan ke depannya. Pada hari ini, aksi buru saham sektor finansial ini sudah berlangsung.

Dalam RDG kemarin, Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan di level 4,5% dan menetapkan sejumlah kebijakan lanjutan, termasuk meningkatkan pasokan dana di sistem keuangan atau dikenal sebagai quantitative easing (QE).

"Keputusan ini mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas eksternal termasuk nilai tukar di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang saat ini masih relatif tinggi," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers secara virtual usai RDG, Selasa (14/4/2020).

Meski tidak menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate, lanjut Perry, sikap (stance) kebijakan BI masih longgar. BI melihat ke depan ada ruang penurunan suku bunga acuan seiring rendahnya laju inflasi domestik dan kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Setelah menahan bunga acuan, BI melengkapi empat kebijakan moneter lanjutan. Pertama, meningkatkan intensitas intervensi di tiga pasar yaitu spot, Domestic Non-Delivarable Forwards (DNDF), dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Kedua, BI akan meningkatkan pelonggaran moneter melalui instrumen kuantitas alias quantative easing. Selama ini, BI sudah melakukan QE hampir Rp 300 triliun dan ke depan akan bertambah lagi.

Peningkatan QE dilakukan melalui:

1. Penyediaan term repo dengan underlying SBN dengan tenor sampai dengan satu tahun.

2. Menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah sebesar 200 basis poin (bps) untuk bank konvensional dan 50 bps untuk bank syariah, berlaku mulai 1 Mei. Langkah ini diperkirakan mampu menambah likuiditas perbankan sekitar Rp 102 triliun.

3. Tidak memberlakukan kewajiban menambah giro untuk penambahan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) baik untuk bank konvensional dan bank syariah, berlaku mulai 1 Mei selama satu tahun. Kebijakan ini akan menambah likuiditas sekitar Rp 15,8 triliun.

Ketiga, BI akan meningkatkan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 200 bps untuk bank konvensional dan 50 bps untuk bank syariah, berlaku mulai 1 Mei. Kenaikan PLM tersebut wajib dipenuhi melalui pembelian SBN di pasar perdana.

"Tidak hanya likuiditas perbankan, kemampuan manajemen likuiditas juga membaik karena seluruh PLM dapat di-repo ke BI. Selain itu juga menambah pembiayaan defisit fiskal," kata Perry.

Keempat, BI akan memperluas penggunaan transaksi non-tunai dengan cara:

1. Mendukung percepatan program bantuan sosial non-tunai.

2. Meningkatkan sosialisasi dan kampanye bersama penyelenggara jasa sistem pembayaran baik bank maupun non-bank agar lebih banyak menggunakan transaksi non-tunai.

3. Melonggarkan kebijakan kartu kredit terkait batas maksimum suku bunga, nilai pembayaran minimum, pembayaran denda, dan jangka waktu pembayaran denda.

Meskipun hari ini (15/4/2020) pukul 10:40 WIB Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,5% ke level 4.682,96, kinerja saham sektor keuangan justru nak sebesar 1,52%. Emiten yang sahamnya melesat paling kuat adalah:

  •          PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) yang naik 12,66% menjadi Rp 89/saham
  •          PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) naik 5,63% menjadi Rp 300/saham
  •          PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) naik 3,65% menjadi Rp 142/saham
  •          PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) naik 3,43% menjadi Rp 181/saham
  •          PT Bank BTPN Tbk (BTPN) naik 2,49% menjadi Rp 1.850/saham
  •          PT Ban Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) naik 1,83% ke Rp 555/saham
  •          PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) naik 1,52% menjadi Rp 1.005/saham

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2RBKdci

April 15, 2020 at 11:47AM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Catat! Ini Saham Bank yang Paling Cuan Berkat Kebijakan QE BI"

Post a Comment

Powered by Blogger.