Search

Corona, Sepak Bola, dan Triliunan Rupiah yang Menguap ke Udara

Jakarta, CNBC Indonesia - Akhir pekan biasanya menjadi 'surga' bagi para pencinta sepak bola. Mulai Sabtu malam hingga Minggu dini hari waktu Indonesia, para penggila bola (gibol) dimanjakan oleh tayangan pertandingan kelas wahid mulai dari Liga Primer Inggris, Serie A Italia, La Liga Spanyol, Ligue 1 Prancis, atau Bundesliga Jerman. Lebih syahdu lagi bila dinikmati bersama kawan-kawan sambil menyesap 1, 2, 3, 4, 5, atau berapa pun gelas bir... 
Namun sejak 2-3 pekan terakhir, kebahagiaan itu hilang. Sesuatu yang jahat telah merenggut kegembiraan para penikmat sepak bola, yang menjadikan the beautiful game sebagai sarana penghilang penat setelah 5 hari bekerja hilang dari layar kaca (atau layar laptop, atau layar tablet, atau layar smartphone, bebas saja bagaimana Anda menonton).

Si jahat itu bernama virus corona (COVID-19). Ya, serangan virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini menyebar dengan sangat cepat. Kini, virus corona sudah menclok di lebih dari 170 negara.


 

Berdasarkan data satelit pemetaan ArcGis pada Sabtu (21/3/2020) pukul 22:53 WIB, jumlah pasien virus corona di seluruh dunia mencapai 287.239. Sementara korban jiwa tercatat 11.921 orang.

Di China yang merupakan episentrum kasus corona, situasinya sudah jauh lebih baik. Dalam 3 hari terakhir, sudah tidak ada tambahan kasus baru yang berasal dari penyebaran domestik. Tambahan pasien baru adalah akibat penularan dari luar (imported case).


Namun di luar China, situasinya justru berkebalikan. Virus corona malah mengganas, terutama di Eropa.

Italia kini merawat 47.021 pasien corona, di mana 4.032 orang di antaranya tutup usia. Korban jiwa akibat virus corona di Italia kini lebih banyak dari China (3.259 orang).


Kemudian di Spanyol, terdapat 25.374 kasus corona dan 1.375 korban jiwa. Lalu di Jerman ada 21.642 kasus dengan korban meninggal 73 orang. Sedangkan di Inggris, jumlah kasus corona adalah 4.014 orang dan 177 meninggal dunia. Di Prancis, jumlah pasien corona adalah 12.483 sementara korban jiwa 450 orang.

"Ini adalah momentum yang mengharuskan koordinasi kebijakan yang terkoordinasi, cepat, dan inovatif dari berbagai negara. Kita sedang dalam situasi luar biasa, yang biasa-biasa saja tidak bisa diterapkan," kata Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), seperti diberitakan Reuters.

Kebijakan terkoordinasi itu sudah ditunjukkan Uni Eropa. Pekan ini, 26 negara anggota uni Eropa sepakat untuk menutup perbatasan. Tidak ada pendatang dari luar negeri yang diperkenankan masuk, dan warga negara domestik tidak bisa bepergian ke luar negeri.

"Keputusan paling tepat saat ini adalah tetap di rumah. Masa depan berada di tangan kita semua. Tangan ini harus memikul tanggung jawab lebih besar dari sebelumnya," tegas Giuseppe Conte, Perdana Menteri Italia, seperti diberitakan Reuters.

Penutupan perbatasan dan karantina wilayah (lockdown) di sejumlah negara Benua Biru membuat pergerakan masyarakat menjadi terbatas. semua orang dianjurkan tinggal di rumah untuk membatasi ruang gerak penyebaran virus corona. Pemerintah juga melarang aktivitas yang melibatkan kerumunan atau banyak orang.


[Gambas:Video CNBC]

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2QAFJ57

March 22, 2020 at 07:29AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Corona, Sepak Bola, dan Triliunan Rupiah yang Menguap ke Udara"

Post a Comment

Powered by Blogger.