Search

Dolar Babak Belur, Rupiah Berjihad Menembus Rp 13.600/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah gagah perkasa di pekan ini melawan dolar Amerika Serikat (AS), mencatat penguatan 1,19% ke Rp 13.755/US$ dan berada di level terkuat sejak April 2018.

Tidak hanya itu, dolar AS babak belur menghadapi rupiah, setelah dibuat melemah dalam enam pekan beruntun. Pada periode tersebut, rupiah membukukan penguatan 2,45%.

Meski perkasa di pekan ini, tetapi penguatan rupiah tidak dicapai dengan mudah. Rupiah sempat mendapat tekanan akibat risiko terjadinya perang antara AS dengan Iran, yang membuat sentimen pelaku pasar memburuk, dan keluar dari aset-aset berisiko.


Seperti diketahui sebelumnya, pada Rabu (8/1/2020) pagi, Iran menyerang pangkalan militer AS di Irak dengan belasan rudal. Pasar dibuat cemas akan risiko terjadinya perang yang lebih luas, tetapi Presiden AS, Donald Trump, mendinginkan situasi.

Dalam pidatonya pada Rabu malam terkait serangan rudal tersebut Trump mengatakan Iran "sepertinya mundur" setelah melakukan serangan tersebut. Ia juga menyatakan akan mengenakan sanksi ekonomi ke Teheran. Hal tersebut mengindikasikan Presiden AS ke-45 ini tidak akan menggunakan kekuatan militer, yang membuat sentimen pelaku pasar kembali membaik.

Presiden AS ke-45 ini juga mengatakan membuka peluang bernegosiasi dengan Iran. "Kita semua harus bekerja sama untuk mencapai kesepakatan dengan Iran yang membuat dunia menjadi tempat yang lebih aman dan damai" kata Trump sebagaimana dilansir CNBC International.

Tidak hanya Trump, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif juga mendinginkan suasana. Melalui akun Twitternya, ia mengatakan "Kami tidak ingin eskalasi atau perang, tapi kami akan membela diri terhadap agresi apapun".

Pidato Trump serta pernyataan Zarif mengindikasikan kedua negara tidak akan melakukan serangan militer lagi, yang membuat sentimen pelaku pasar kembali membaik dan masuk ke aset berisko serta berimbal hasil tinggi, rupiah pun kembali perkasa.

Selain dari eksternal, rupiah juga mendapat tenaga menguat dari dalam negeri.

Bank Indonesia (BI) merilis data cadangan devisa Indonesia bulan Desember 2019 yang naik menjadi US$ 129,18 miliar, dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat US$ 126,63 miliar. Cadangan devisa di bulan Desember tersebut sekaligus menjadi yang tertinggi sejak Januari 2018.

"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,6 bulan impor atau 7,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," tulis BI dalam keterangannya, Rabu lalu.

Dengan cadangan devisa yang meningkat, BI akan lebih leluasa menstabilkan nilai tukar rupiah ketika mengalami gejolak, sehingga investor akan merasa nyaman menanamkan modalnya di Indonesia.

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2t0TDoS

January 12, 2020 at 03:35PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Dolar Babak Belur, Rupiah Berjihad Menembus Rp 13.600/US$"

Post a Comment

Powered by Blogger.