Search

OJK Longgarkan Tenggat RUPS dan Lapkeu, 23 Perusahaan Antre IPO

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 2,82% ke posisi 4.330,67 poin pada perdagangan Rabu kemarin (18/3/2020).

Laju IHSG terus tertekan di zona merah seharian setelah ditransaksikan Rp 8,10 triliun dengan volume saham 8,43 miliar. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih Rp 262,83 miliar di pasar reguler.

IHSG tidak sendirian terjerembab, bursa saham Asia lainnya juga melemah kemarin: indeks Nikkei turun 1,67%, indeks Hang Seng terkoreksi 4,18%. Shanghai Composite dan Straits Times juga melemah masing-masing 1,83% dan 1,18%.


Kian bertambahnya jumlah pasien terinfeksi positif corona di Indonesia menjadi sentimen negatif yang menghantam pasar saham. Hingga Selasa (18/3/2020), pemerintah mengumumkan adanya penambahan 50 kasus baru menjadi 227 kasus positif infeksi Corona, 19 meninggal dunia dan 11 orang berhasil pulih.

Sebelum memulai perdagangan Kamis (19/3/2020), cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia:

1.Efek Corona, Orang Terkaya RI Kehilangan Rp 105 T
Harta kekayaan Duo Hartono, Robert Budi dan Michael Bambang Hartono yang merupakan orang terkaya Indonesia, berkurang ratusan triliun setelah harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) drop lebih dari 20% sejak awal tahun.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, harga saham BBCA secara year to date terkoreksi 23,41% ke level Rp 25.600 hingga perdagangan Selasa (17/3/2020).

Pada akhir 2019, harga saham BBCA tercatat berada pada level Rp 33.425/unit. Bahkan sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah perseroan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada harga Rp 35.300/unit.

Pada harga Rp 33.425/unit, nilai kapitalisasi saham BCA mencapai Rp 815,85 triliun. Bahkan sempat mencapai Rp 861,62 triliun, saat harga saham mencapai level harga tertinggi.



2.IHSG Ambles 31%, 23 Perusahaan Masih Antre IPO
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengantongi 23 perusahaan di dalam pipeline yang siap mencatatkan saham perdana (initial public offering) pada tahun ini di tengah kondisi pasar yang masih berfluktuasi. Indeks Harga Saham Gabungan (OJK) sejak awal tahun sudah terkoreksi 31,25% ke posisi 4.330,67 poin.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia menyampaikan, hingga Selasa, 17 Maret 2020, dari ke-23 perusahaan tersebut, sebanyak 12 perusahaan memiliki aset dengan kategori besar di atas Rp 250 miliar, 7 perusahaan kategori sedang dengan aset di bawah Rp 250 miliar dan 4 perusahaan dengan kategori kecil dengan aset di bawah Rp 50 miliar.

Bila dilihat secara sektoral, ada 7 perusahaan di sektor perdagangan, jasa dan investasi. 5 perusahaan lainnya bergerak di sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan.

Selain itu ada 3 perusahaan di sektor industri dasar dan kimia. 2 perusahaan masing-masing di sektor keuangan, industri barang konsumsi dan perkebunan. Lainnya di sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi dan aneka industri.

3.Bank Mandiri: BI Bisa Turunkan Bunga Acuan 25 Bps
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) memproyeksikan Bank Indonesia masih mempunyai ruang untuk memangkas suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 4,5%.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan, kebijakan ini didorong oleh langkah pre-emptive yang dilakukan oleh otoritas moneter dalam mengantisipasi risiko perlambatan ekonomi global akibat penyebaran virus Covid-19 dan dampaknya kepada pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini.

"Kami melihat masih terdapat ruang untuk menurunkan suku bunga kebijakan BI 7-day reverse repo rate pada RDG Bank Indonesia besok sebanyak 25 bps menjadi 4,5%," kata Andry Asmoro, dalam keterangan pers yang diperoleh CNBC Indonesia, Rabu (18/3/2020).


4.OJK Longgarkan Penyampaian Lapkeu & RUPS
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melonggarkan batas waktu penyampaian laporan dan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bagi pelaku industri pasar modal. Kebijakan ini dikeluarkan OJK sebagai upaya menyesuaikan dengan kondisi darurat akibat virus corona di Indonesia.

Dalam rilis yang disampaikan OJK, Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik, Anto Prabowo menyampaikan 4 poin utama terkait penyesuaian penyampaian pelaporan dan RUPS tersebut.

"Surat OJK kepada Pelaku Industri Jasa Keuangan menyebutkan bahwa Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona yang ditetapkan pemerintah sampai dengan 29 Mei 2020 dapat mempengaruhi kemampuan pelaku industri pasar modal dalam menyelenggarakan RUPS, penyusunan dan penyampaian laporan keuangan serta laporan tahunan secara tepat waktu, kata Anto, seperti dikutip dari rilis OJK, yang disampaikan Rabu (18/3/2020).

5.Saham Turun, Tambah 3 Lagi Emiten yang Siap Buyback
Tiga emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan rencana pembelian kembali saham (buyback). Keputusan ini dambil penurunan harga saham dan Indeks Harga Saham Gabungan sejak awal tahun sudah mencapai 30%.

Dalam pengumuman di laman keterbukaan informasi, Rabu (18/3/2020), ketiga emiten yang melaksanakan buyback antara lain, perusahaan produsen gelas, PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA), emiten kontraktor PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA), dan perusahaan studio perfilman, PT MD Pictures Tbk (FILM).

Kebijakan buyback ini juga sejalan dengan regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang membolehkan emiten melakukan buyback tanpa melalui proses Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) karena pertimbangan pasar yang berfluktuasi signifikan.


6.Masker Langka? Jangan Khawatir, BUMN Lagi Produksi 2 Juta Pcs
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan ketersediaan masker tetap aman di dalam negeri karena BUMN sudah meningkatkan produksi masker. Produsen masker BUMN melalui PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)/RNI akan memproduksi dua juta pcs masker.

Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan beberapa waktu lalu RNI telah mendapatkan pasokan barang baku impor dari India sehingga bisa berproduksi kembali.

"Kalau bahan baku mereka mau masih asal jangan masker langsung. Jadi kita [RNI] lagi produksi 2 juta pcs. Tapi ini bukan keseluruhan nasional, karena banyak juga perusahaan masker di Indonesia. Produksinya bulan ini," kata Arya di Jakarta, Rabu (18/3/2020).

7.Saham GGRM Ambles, Harta Keluarga Wonowidjojo Hilang Rp 24 T
Tak hanya pengusaha rokok Djarum yang kehilangan harta triliunan rupiah. Pemilik pabrik rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM), Keluarga Wonowidjojo, juga ikut merasakan hal yang sama.

Berdasarkan perhitungan penurunan harga saham GGRM yang mencapai 31,23%, harta kekayaan Susilo Wonowidjojo terkuras hingga Rp 24,06 triliun.

Berdasarkan data perdagangan BEI, harga saham GGRM pada akhir 2019 tercatat pada harga Rp 53.000/unit. Pada harga saham itu, nilai kapitalisasi GGRM mencapai Rp 101,98 triliun.

Harga saham GGRM mengalami koreksi dari awal tahun hingga pertengahan Maret sebesar 31,23%, per Selasa (17/3/2020), menjadi Rp 36.500/unit. Nilai kapitalisasi menyusut menjadi Rp 70,13 triliun. Artinya nilai nilai kapitalisasi saham Gudang Garam sudah tergerus sebanyak Rp 31,84 triliun.

[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/390lBjl

March 19, 2020 at 08:08AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "OJK Longgarkan Tenggat RUPS dan Lapkeu, 23 Perusahaan Antre IPO"

Post a Comment

Powered by Blogger.