Search

Kisah Trump Mau Beli Vaksin Corona Tapi Ditolak Jerman

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan bioteknologi asal Jerman, CureVac dikabarkan tengah mengembangkan sebuah vaksin virus corona (Covid-19) yang bahkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump ingin membeli hak penelitian tersebut secara eksklusif.

Dilansir dari AFP, Selasa (17/3/2020). Menteri luar negeri Jerman Heiko Maas pada Senin (16/3/2020) menyatakan hak untuk penelitian vaksin virus corona COVID-19 tidak untuk dijual kepada pihak-pihak tertentu.


Hal ini disampaikan terkait dengan laporan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin membeli akses eksklusif vaksin potensial, yang dikembangkan oleh perusahaan biotek Jerman.

"Peneliti Jerman memainkan peran utama dalam pengembangan obat dan vaksin dan kami tidak bisa membiarkan orang lain mencari hasil eksklusif," kata Heiko Maas.

Surat kabar Die Welt sebelumnya melaporkan bahwa Trump telah menawarkan "satu miliar dolar" untuk mengamankan penelitian vaksin oleh perusahaan bioteknologi Jerman CureVac "hanya untuk Amerika Serikat".

Akibat hal tersebut, Menteri Ekonomi Peter Altmaier dan Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer buka suara. "Jerman tidak untuk dijual," kata Altmaier. Sedangkan Seehofer berkata "akan membahasnya di komite krisis."

Sedangkan CureVac mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Minggu (15/3/2020) bahwa pihaknya "tidak mengomentari spekulasi dan menolak tuduhan tentang penawaran untuk akuisisi perusahaan atau teknologinya".

Laporan Trump yang ingin membeli vaksin tersebut memicu kemarahan dari berbagai pihak. Salah satunya seorang anggota parlemen konservatif di komite kesehatan parlemen Jerman, Erwin Rueddel yang berkata jika "Kerja sama internasional penting sekarang, bukan kepentingan nasional."

Selain itu, seorang pejabat AS mengatakan kepada AFP, bahwa laporan itu "dimainkan terlalu liar". Menurutnya, Pemerintah AS sudah berbicara dengan lebih dari 25 perusahaan yang mengklaim dapat membantu dengan vaksin.

CureVac merupakan perusahaan biotek didirikan pada tahun 2000, berpusat di negara bagian Thuringia Jerman dan memiliki situs lain di Frankfurt dan Boston.

Perusahaan ini memasarkan dirinya sebagai spesialisasi dalam "pengembangan perawatan terhadap kanker, terapi berbasis antibodi, pengobatan penyakit langka dan vaksin profilaksis". Laboratorium tersebut saat ini bekerja bersama-sama dengan Institut Paul-Ehrlich, yang terkait dengan kementerian kesehatan Jerman.

[Gambas:Video CNBC]

(roy/roy)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/38V2Uxq

March 17, 2020 at 10:20AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kisah Trump Mau Beli Vaksin Corona Tapi Ditolak Jerman"

Post a Comment

Powered by Blogger.