Search

Begini Cara Korsel Meminimalisir Dampak Buruk Corona

Jakarta, CNBC Indonesia - Wabah virus corona (COVID-19) yang berasal dari Wuhan, China, telah menyebar ke lebih 150 negara di dunia per Kamis (19/3/2020). Termasuk Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS).

Namun, cara kedua negara dalam menanggapi hal tersebut terbukti berbeda. Bahkan, Korea Selatan disebut lebih siap ketimbang negara yang dipimpin Presiden Donald Trump itu.

Lalu, apa yang membuat Korea Selatan lebih baik dalam menangani wabah mirip SARS tersebut?

Menurut laporan Reuters, pada saat masih melaporkan empat kasus infeksi di dalam negeri pada Januari lalu, pemerintah Negeri Ginseng langsung mengambil tindakan pencegahan. Salah satu tindakan itu termasuk menggelar sebuah konferensi dengan perwakilan dari lebih dari 20 perusahaan medis di negara itu.

Dalam konferensi yang digelar di dalam stasiun kereta api Seoul pada 27 Januari itu, salah satu pejabat penyakit menular top negara itu menyampaikan pesan penting, yaitu bahwa Korea Selatan perlu melakukan tes efektif segera untuk mendeteksi virus corona baru yang menggegerkan dunia itu.

"Kami sangat gugup. Kami percaya bahwa itu bisa berkembang menjadi pandemi," kata Lee Sang-won, seorang ahli penyakit menular di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) yang juga menghadiri pertemuan itu.

"Kami bertindak seperti tentara," katanya.

Seminggu setelah pertemuan itu, CDC Korea Selatan menyetujui uji diagnostik dari satu perusahaan. Perusahaan lain segera menyusul. Pada akhir Februari, Korea Selatan menjadi berita utama di seluruh dunia karena menjadi pusat pemindaian/skrining drive-through dan mampu menguji ribuan orang setiap harinya.

Dalam waktu kurang dari dua bulan, Korea Selatan telah berhasil menguji lebih dari 290.000 orang dan mengidentifikasi lebih dari 8.000 infeksi.

Langkah itu bertolak belakang dengan yang terjadi di AS. Meski kasus pertama corona di AS terdeteksi di hari yang sama dengan Korea Selatan, namun pemerintah AS hingga kini terhitung baru melakukan sekitar 60.000 tes atau pengujian.

Tes tersebut umumnya dijalankan oleh laboratorium publik dan swasta. Akibatnya, para pejabat AS tidak sepenuhnya mengetahui berapa banyak orang Amerika telah terinfeksi dan di mana mereka terkonsentrasi.

Padahal kedua hal itu penting untuk upaya pencegahan penyebaran wabah. "Alhasil, dalam beberapa bulan mendatang kemungkinan akan ada lebih banyak orang terinfeksi dan meninggal di AS," kata Dr. James Lawler, pakar penyakit menular di Pusat Medis Universitas Nebraska.

Hal senada juga diungkapkan oleh Roger Klein, mantan direktur medis laboratorium di Klinik Cleveland. "Anda tidak dapat melawan apa yang tidak dapat Anda lihat," kata pria yang juga pernah menjadi penasihat Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS untuk masalah laboratorium klinis.

Saat ini, kasus corona di AS ada sebanyak 9.360 kasus dengan 44 kematian dan 108 orang sembuh. Ini menjadikan AS negara kelima di luar China yang terdampak corona paling parah.

Sementara Korsel yang pernah berada di posisi satu, telah berhasil menekan kasus baru dan kini ada di posisi tujuh, dengan 8.565 kasus, 91 meninggal, dan 1.947 sembuh.

Di seluruh dunia, wabah ini telah menginfeksi 219.012 orang, dengan pasien meninggal 8.953 orang dan sembuh sebanyak 84.795 orang, menurut Worldometers.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/3a2pJk1

March 19, 2020 at 09:18AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Begini Cara Korsel Meminimalisir Dampak Buruk Corona"

Post a Comment

Powered by Blogger.