Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan Senin ini (2/3/2020), BUMA akan menawarkan obligasi tersebut dengan maksimal bunga sebesar 10% per tahun.
Obligasi tersebut diterbitkan di luar Indonesia dan Amerika Serikat, kemudian akan dicatatkan di SGX-ST (Singapore Exchange Securities Trading Limited), Bursa Efek Singapura.
"Dana hasil penerbitan obligasi ini, setelah dipotong biaya-biaya akan digunakan penerbit untuk pembayaran baik seluruh atau sebagian kewajiban perusahaan penerbit [BUMA]," tulis prospektus Delta Dunia.
Perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 8 April mendatang untuk meminta persetujuan rencana penerbitan obligasi ini.
Sepanjang tahun lalu, laba Delta Dunia Makmur ambles 73% menjadi US$ 20,48 juta atau setara dengan Rp 287 miliar (asumsi kurs Rp 14.000/US$) dari tahun sebelumnya US$ 75,64 juta.
Penurunan laba bersih itu seiring dengan pendapatan neto perusahaan yang juga minus 1,19% menjadi US$ 881,81 juta atau Rp 12,35 triliun dari sebelumnya US$ 892,46 juta.
Situs resmi DOID mencatat, sebagai sebuah perusahaan induk, DOID memiliki satu anak perusahaan yang beroperasi secara aktif, yaitu BUMA, yang merupakan salah satu kontraktor tambang batu bara terbesar di Indonesia berdasarkan volume produksi.
Sementara, kedua anak perusahaan lain, yaitu PT Banyubiru Sakti (BBS) dan PT Pulau Mutiara Persada (PMP) adalah entitas-entitas yang tidak beroperasi secara aktif dan sebelumnya memiliki izin eksplorasi tambang batu bara.
(tas/hps)
https://ift.tt/3afZ439
March 02, 2020 at 08:24AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tambal Utang, Anak Usaha Delta Dunia Rilis Obligasi Rp 10,5 T"
Post a Comment