
Pada Rabu (19/2/2020) pukul 08:48 WIB, indeks Shanghai Composite di China melemah 0,32% ke 2.975,54. Kemudian Hang Seng (Hong Kong) terkoreksi 0,19% menjadi 27.478,38.
Lalu indeks Kospi (Korea Selatan) berkurang 0,37% ke 2.201,74 dan Staits Times minus 0,01% menjadi 3.196,9. Hanya Topix (Jepang) yang masih mampu menguat 0,35% ke 1.671,55.
Sentimen negatif dari penyebaran virus Corona semakin menjadi-jadi. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 08:13 WIB, jumlah kasus Corona di seluruh dunia mencapai 75.188. Korban jiwa kian bertambah dan sudah menembus 2.000, tepatnya 2.008.
Kekhawatiran bahwa virus Corona akan menghantam perekonomian dunia juga kian nyata. Di Jerman, pembacaan awal indeks sentimen investor periode Februari adalah 8,7. Turun jauh dibandingkan Januari yang mencapai 26,7.
"Ketakutan terhadap dampak negatif dari penyebaran virus Corona di China dan seluruh dunia menyebabkan penurunan yang tajam dari sentimen investor. Ada ekspektasi kinerja sektor-sektor yang berorientasi ekspor akan menurun drastis," kata Achim Wambach, Presiden ZEW, seperti dikutip dari siaran tertulis.
Oleh karena itu, investor bersikap sangat konservatif dengan menghindari aset-aset berisiko seperti saham, apalagi di negara-negara berkembang Asia. Kali ini, dolar AS yang menjadi primadona pelaku pasar.
Pada pukul 08:22 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) naik 0,02%. Dalam sebulan terakhir, indeks ini sudah menguat 1,85%. Secara year-to-date penguatannya lebih sangar lagi yaitu 3,14%.
"Pelaku pasar masih berhitung soal dampak virus Corona dan hasilnya adalah lebih baik mengarahkan investasi ke AS. Bagaimana pun, AS ibarat baju yang tidak terlalu kotor atau rumah yang masih lumayan bagus di lingkungan kumuh. Untuk dijadikan destinasi investasi, AS masih lumayan," papar Chris Weston, Kepala Riset Pepperstone yang berbasis di Melbourne, seperti diberitakan Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
https://ift.tt/324v87g
February 19, 2020 at 04:00PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Investor Lari ke Pelukan Dolar AS, Bursa Saham Asia Jatuh"
Post a Comment