
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (6/3/2020) mengakhiri perdagangan di level 5.498,54 melemah 2,48%.
Semua sektor di IHSG memerah pada perdagangan Jumat lalu, sektor aneka industri memimpin pelemahan sebesar 4,96%. Sementara sektor finansial dengan kapitalisasi pasar terbesar merosot 3,06%.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi di perdagangan sesi I sebesar Rp 6,69 triliun, dengan investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 359,55 miliar. Jika ditambah dengan net sell di pasar nego dan tunai Rp 950,83 miliar, maka net sell asing Jumat lalu menembus Rp 1,31 triliun.
Secara year to date atau tahun berjalan, asing keluar Rp 6,49 triliun.
Terdapat beberapa kabar pasar kemarin yang layak disimak untuk dijadikan pertimbangan dalam berinvestasi, Senin ini (9/3/2020).
1. Laba 2019 Melesat, Bank Mega Bagi Dividen Rp 1 Triliun
PT Bank Mega Tbk (MEGA) akan membagikan dividen senilai Rp 1 triliun, atau 50% dari laba bersih 2019 sebesar Rp 2 triliun. Jumlah dividen yang dibagikan ini menjadi nilai terbesar sepanjang sejarah Bank Mega.
Pada 2019 perusahaan mengantongi laba bersih senilai Rp 2 triliun, tumbuh 25,2% dibandingkan 2018 senilai Rp 1,59 triliun. Pertumbuhan laba Bank Mega pun melampaui Bank Umum Kelompok usaha (BUKU) 3, y
2. Keluarga Ciputra Borong Saham CTRA Senilai Rp 789,38 M
PT Sang Pelopor, pemegang saham emiten properti PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menambah kepemilikan 5,81% saham dengan membeli sebanyak 1,07 miliar saham CTRA senilai Rp 789,48 miliar.
Dengan pembelian saham ini, PT Sang Pelopor kini menggenggam kepemilikan 52,77% saham Ciputra Development dari sebelumnya 46,69%.
Dalam pengumuman yang disampaikan Corporate Secretary Ciputra Development, Tulus Santoso di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, transaksi pembelian saham dilakukan sebanyak 3 kali.
3. Soal Tambang Sitaan Kejagung, Begini Cerita TRAM & Adaro
Tambang batu bara PT Gunung Bara Utama (GBU) milik Heru Hidayat, Komisaris Utama PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM), menjadi 'bola panas' dalam waktu seminggu terakhir.
Hal itu setelah Kementerian BUMN mengumumkan akan mengelola GBU melalui produsen batu bara pelat merah, PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Padahal Trada Alam, pemilik GBU, sudah terikat perjanjian pinjam meminjam dengan PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Seperti yang disampaikan Adaro dalam keterbukaan informasi yang disampaikan 9 Juli 2019.
4. Usai Tekor Rp 1,2 T, Hero Cetak Laba Bersih Rp 71 M di 2019
Emiten ritel PT Hero Supermarket Tbk (HERO) mencatatkan pendapatan bersih sepanjang tahun 2019 sebesar Rp 12,27 triliun, turun 5,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp 12,97 triliun.
Mengacu laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), kendati pendapatan turun, perseroan berhasil memulihkan kinerja bottom line. HERO mampu mencetak laba bersih Rp 70,64 miliar, padahal di tahun 2018 perseroan masih menderita rugi bersih Rp 1,25 triliun.
5. Investasi Rp 14 M, PGN Pasok Gas Alam Cair untuk 3.000 Truk
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN berinvestasi sebesar US$ 1 juta atau sekitar Rp 14 miliar (asumsi kurs Rp 14.000/US$) untuk konversi bahan bakar minyak (BBM) truk logistik ke gas alam cair atau Liquified Natural Gas (LNG).
Lewat pilot project untuk konversi ini, PGN bekerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo).
Direktur Strategi dan Pengembangan PGN Syahrial Mukhtar mengatakan skema kerja sama ini menggunakan skema pilot project. Syahrial menyebut investasi ini akan digunakan untuk stasiun pengisian LNG dan truk berbahan bakar gas. Dia mencontohkan, untuk konversi 3.000 truk akan menyerap 18 juta standar kaki kubik per hari (MMSCF).
6. Cetak Laba Rp 16 T, Aset Perusahaan Duo Hartono Rp 1.056 T
Perusahaan induk Grup Djarum dan menguasai PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Dwimuria Investama Andalan melaporkan posisi keuangan tahun lalu. Perusahaan milik dua miliarder kakak-beradik Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono ini mencetak laba Rp 15,98 triliun di 2019.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan Jumat ini (6/3/2020), laba bersih entitas induk Dwimuria tersebut naik 11% dari periode Desember 2018 yakni sebesar Rp 14,45 triliun.
7. Bangkok Bank Bantah Akuisisi 1 Bank RI Lagi
Bangkok Bank Plc Ltd menyampaikan klarifikasi bahwa perusahaan tidak memiliki rencana untuk membeli satu bank di Indonesia lagi setelah mengakuisisi PT Bank Permata Tbk (BNLI).
Dalam surat yang disampaikan Bangkok Bank kepada The Stock Exchange of Thailand atau otoritas bursa efek setempat, menyebutkan bahwa rencana Bangkok Bank setelah akuisisi adalah mengintegrasikan kantor cabang yang ada di Indonesia dengan Bank Permata.
https://ift.tt/3cHyTEE
March 09, 2020 at 08:19AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Saham CTRA Diborong, Bangkok Bank Bantah Caplok Bank RI Lagi"
Post a Comment