Search

Saat Putin Serang Idlib Suriah dan Murkanya Erdogan

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia kembali melancarkan serangan udara di benteng pertahanan kelompok oposisi di Idlib, Suriah Barat Laut. Dikutip dari AFP, serangan ini menewaskan sedikitnya 15 warga sipil, termasuk seorang anak.

Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM), serangan itu terjadi Kamis (5/3/2020) dini hari waktu setempat. Di mana militer Rusia menargetkan kamp-kamp berkumpul warga Idlib yang kehilangan tempat tinggal di luar kota Maaret Misrin.

Sebelumnya Rusia juga menyerang provinsi Idlib pada Senin malam dan menewaskan 11 warga sipil. Korban tewas berada di desa Al-Foua dan Adwan.


Dalam perang Suriah, Rusia mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Serangan ini terjadi di saat, Rusia dan Turki- yang mendukung kelompok berseberangan Front Pembebasan Nasional- dijadwalkan bertemu di Moskow hari ini.

Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di ibu kota Rusia. Keduanya dikabarkan akan mengupayakan solusi guna meredakan ketegangan mereka di wilayah Suriah.

Pada Rabu, Erdogan mengatakan akan membujuk Putin untuk menyetujui gencatan senjata sesegera mungkin di Idlib.

"(Saya harap) akan ada gencatan senjata yang dibuat dengan segera di Idlib," kata Erdogan.

Turki sendiri telah mengancam akan membalas rezim Assad jika mereka tidak juga menghentikan serangan di Idlib dan mundur dari wilayah itu, sebagaimana yang disepakati dalam perjanjian Sochi 2018 yang menentukan Idlib sebagai zona aman.

Pada akhir pekan lalu, Turki juga telah secara resmi mendeklarasikan operasi melawan rezim Assad, dengan operasi yang dijuluki "Spring Shield".

Menurut lembaga pengawas, dalam bagian dari operasi itu Turki telah menjatuhkan tiga pesawat tempur Suriah dan menewaskan puluhan tentara rezim dan pejuang sekutu. Kebanyakan dari serangan itu dilakukan melalui serangan pesawat tak berawak (drone).

Di sisi Rusia, pada Rabu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, kedua pemimpin akan membahas sebab dan akibat krisis dan langkah-langkah gabungan yang dapat mereka setujui untuk menyelesaikan konflik.

Namun demikian, menurut seorang diplomat Barat, Rusia kemungkinan akan sulit untuk diajak berdamai. Rusia juga kemungkinan akan menggunakan kesempatan itu untuk menekankan bahwa tujuan Suriah berperang di sana adalah untuk merebut kembali kendali penuh atas wilayahnya.

Perang Suriah terjadi di 2011. Sejak kekerasan meningkat lagi di Desember 2019, 900 ribu orang mengungsi dan lari dari Idlib.

(dru)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2VQtpBf

March 07, 2020 at 10:16AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Saat Putin Serang Idlib Suriah dan Murkanya Erdogan"

Post a Comment

Powered by Blogger.