Search

RI Kena Corona, Dolar Singapura Hajar Rupiah 7 Hari Beruntun

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura kembali menguat cukup tajam melawan rupiah pada perdagangan Senin kemarin (2/3/2020), setelah membukukan penguatan 6 hari beruntun. Penguatan ini juga terjadi di tengah positifnya 2 orang Indonesia terinfeksi corona (COVID-19).

Pada pukul 10:10 WIB, Senin kemarin, SG$ 1 setara Rp 10.352,52, dolar Singapura menguat 0,63% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Dalam 6 hari terakhir, total mata uang Negeri Merlion ini sudah menguat 5,15%.

Berkat performa tersebut, dolar Singapura kini berada di zona hijau secara year-to-date sebesar 0,41%, padahal pada Kamis (20/2/2020) lalu, dolar Singapura berada berada di level terlemah sejak Juli 2017 di Rp 9.738,78/SG$.


Memburuknya sentimen pelaku pasar akibat penyebaran virus corona yang pesat di luar China membuat rupiah terpukul.

Lonjakan kasus virus corona terjadi di Korea Selatan (Korsel), Italia, dan Iran. Berdasarkan data dari Johns Hopkins CSSE jumlah kasus virus corona di Korsel hingga Senin kemarin mencapai 4.212 kasus, dengan 17 orang meninggal dunia, di Italia ada 1.694 kasus dengan 34 orang meninggal dunia, dan Iran 978 kasus dengan 54 orang meninggal dunia.

Jumlah korban meninggal di Iran kini menjadi yang terbanyak kedua setelah China yang merupakan pusat wabah virus corona.

Secara global, virus corona sudah memakan korban jiwa lebih dari 3.000 orang, dan menjangkiti lebih dari 89.000 orang. Di Indonesia, 2 warga Depok positif terkena virus corona dan dirawat RS Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara.

Di Singapura, ada sebanyak 106 kasus, tetapi penyebarannya sudah jauh melambat dibandingkan beberapa pekan lalu. Singapura bahkan sempat menjadi negara dengan jumlah kasus corona terbanyak kedua setelah China. Dari lebih dari 100 kasus tersebut, 72 orang dilaporkan sudah pulih.

Dampak terburuk dari wabah virus corona adalah pelambatan ekonomi global yang membuat rupiah terpukul.

Di bulan Januari lalu, rupiah sempat menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia berkat aliran modal besar yang masuk ke Indonesia. Salah satu penyebabnya perekonomian global yang diprediksi bangkit di tahun ini, begitu juga perekonomian Indonesia. Imbal hasil atau yield obligasi RI yang relatif lebih tinggi membuat investor masuk ke pasar obligasi.

Tetapi, risiko pelambatan ekonomi akibat wabah virus corona membuat situasi berbalik, arus modal keluar lagi dari dalam negeri.


Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di kantornya pada Jumat (28/2/2020) menjelaskan di bulan Februari hingga tanggal 27 terjadi outflow Rp 26,2 triliun di pasar obligasi atau Surat Berharga Negara (SBN), dan Rp 4,1 triliun.

Sementara sepanjang bulan Januari masih terjadi inflow sehingga secara year-to-date terjadi outflow Rp 11 triliun di SBN dan 1,6 triliun di saham. Dampaknya, rupiah tertekan sepanjang tahun lalu, dan masih berlanjut pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/3aqKzJX

March 03, 2020 at 07:12AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "RI Kena Corona, Dolar Singapura Hajar Rupiah 7 Hari Beruntun"

Post a Comment

Powered by Blogger.