"Kami secara kolektif memberitahu kafe, pub, bar, dan restoran untuk menutup malam ini segera setelah mereka dapat dan tidak akan membuka besok," kata Johnson pada briefing harian coronavirus, dilansir dari CNBC Internasional.
Walaupun ditutup, Johnson mengatakan layanan bawa pulang (take away) untuk sektor bisnis ini tetap dapat dilanjutkan. "Kami juga memberi tahu klub malam, teater, bioskop, pusat kebugaran, dan pusat hiburan untuk tutup pada skala waktu yang sama," lanjutnya.
"Ini adalah tempat di mana orang berkumpul, dan memang seluruh tujuan bisnis ini dalam banyak kasus adalah untuk menyatukan orang. Tapi, yang menyedihkan adalah, saya takut hari ini, untuk saat ini setidaknya, secara fisik kita perlu membuat orang terpisah," tambah Johnson.
Namun belum jelas apakah himbauan tersebut dapat ditegakkan secara hukum, meskipun Johnson mengatakan undang-undang perizinan memungkinkan pemerintah untuk memerintahkan bisnis-bisnis dalam sektor ini ditutup.
Berdiri bersama Johnson pada konferensi pers harian, Menteri Keuangan Rishi Sunak mengumumkan pemerintah Inggris akan membayar 80% dari upah untuk karyawan yang tidak mampu bekerja, hingga 2.500 pound dalam sebulan.
Sunak menggambarkan tindakan ekstra sebagai "belum pernah terjadi sebelumnya" dalam sejarah negara Inggris.
Pengumuman ini terjadi 24 jam setelah perdana menteri memperingatkan tindakan pembatasan lebih lanjut mungkin diperlukan di ibu kota, dengan bukti yang menunjukkan virus itu menyebar lebih cepat di London.
Pada Kamis (19/3/2020), ia juga menyarankan Inggris bisa mengubah gelombang melawan virus corona dalam waktu 12 minggu dengan mengambil tindakan yang tepat.
Lebih lanjut, sekolah-sekolah di Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara akan ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut dari hari Jumat.
Johnson juga telah mengesampingkan prospek untuk menghentikan angkutan umum, meskipun ada spekulasi tentang kemungkinan pembatasan perjalanan.
Secara terpisah, Transport for London (TfL) mengumumkan pada Kamis bahwa hingga 40 stasiun Tube di London Underground telah ditutup sebagai bagian dari penutupan sebagian jaringan. TfL juga mengatakan tidak akan ada Tube malam dan bahwa layanan bus akan berkurang di ibukota, sebuah kota dengan sekitar 9 juta penduduk.
Inggris melaporkan jumlah kasus corona tertinggi keenam di Eropa, di belakang Italia, Spanyol, Jerman, Prancis, dan Swiss. Organisasi Kesehatan Dunia baru-baru ini mendeklarasikan Eropa sebagai pusat penyebaran baru.
Italia telah mencatat jumlah infeksi COVID-19 tertinggi di benua itu. Ia juga mencatat lebih banyak kematian daripada negara lain di seluruh dunia, menyusul China yang menjadi sumber pertama penyebaran wabah sejak bulan Desember 2019.
Hingga saat ini, UK melaporkan adanya 3.983 kasus terjangkit COVID-19, termasuk 177 kematian. Sayangnya angka yang berhasil sembuh hanya 65 kasus, menurut data dari Worldometers.
(hps/hps)
https://ift.tt/2Ww62xl
March 21, 2020 at 09:41AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Inggris Mulai Tutup Bar Hingga Kafe, Mau Lockdown?"
Post a Comment