Search

India, Korsel dan Jepang Kompak Bikin Harga Batu Bara Ambles

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah menguat pada perdagangan sebelumnya, harga batu bara ditutup melemah pada Selasa kemarin. Kinerja impor batu bara baik termal maupun batu bara kokas di berbagai negara kawasan Asia masih tertekan jadi sentimen negatif untuk si batu hitam.

Selasa (3/3/2020) harga batu bara kontrak berjangka ICE Newcastle ditutup dengan pelemahan 0,52% ke level US$ 66,45/ton.

Data Refinitiv menunjukkan impor batu bara Korea Selatan untuk jenis batu bara termal maupun kokas pada Februari 2020 hanya sebesar 6,9 juta ton lebih rendah dari bulan Januari (11,4 juta ton) dan Februari tahun lalu (9,4 juta ton).


Kinerja impor tersebut menjadi yang terendah sejak tahun 2015. Korea Selatan saat ini memang tengah mengalami musibah akibat merebaknya virus corona. Jumlah kasus infeksi COVID-19 di negeri asal KPOP itu sampai hari ini sudah mencapai 5.28 orang dan 28 orang meninggal dunia.
Selain COVID-19, pelemahan permintaan batu bara impor dari Korea Selatan juga dipicu oleh penutupan berbagai pembangkit listrik yang menggunakan sumber energi dari batu bara. Sejak Desember hingga Februari total sudah ada 15 pembangkit yang ditutup untuk mengurangi polusi saat musim dingin.

Kabar buruknya lagi bagi eksportir batu bara, Korea Selatan dikabarkan akan menutup sebagian pembangkit listrik bertenaga batu bara di bulan ini. Kementerian Energi Korsel berencana untuk menutup total hingga 28 pembangkit dimulai dari 1 Maret kemarin.

Korea Selatan merupakan negara perekonomian terbesar keempat di Asia memiliki kurang lebih 60 pembangkit listrik bertenaga batu bara yang menyuplai 40% kebutuhan listrik negaranya. Sementara 30% disumbang oleh tenaga nuklir dan 20% disumbang oleh gas.

Sentimen negatif juga datang dari India sebagai importir batu bara terbesar kedua setelah China. Berdasarkan data Refinitiv impor batu bara termal dan kokas India bulan Februari sebesar 16,4 juta ton lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 18,2 juta ton.

India memang sedang mengalami perlambatan pada pertumbuhan ekonominya, sehingga permintaan terhadap listrik pun juga ikut melambat.


Selain itu, beberapa pembangkit listrik di pantai yang mengandalkan batu bara impor pun sedang mengalami kesulitan dalam menjual listrik dengan harga lebih mahal untuk untuk mengoperasikan generator.

Suhu udara yang lebih hangat pada musim dingin saat ini, aktivitas ekonomi yang melemah hingga murahnya harga Liquified Natural Gas (LNG) di pasar spot menjadi alasan melemahnya impor batu bara Jepang.

Data Refinitiv menunjukkan impor batu bara Jepang pada Februari sebesar 13,3 juta ton lebih rendah dibanding impor bulan Januari 2020 (16 juta ton) dan Februari tahun lalu (13,8 juta ton). Jepang sendiri merupakan importir batu bara terbesar ketiga di kawasan Asia.

Pelemahan impor pada ketiga negara importir batu bara tersebut menjadi sentimen negatif untuk harga batu bara. Pasalnya Asia sendiri merupakan konsumen batu bara terbesar di dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(twg/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2x8Mc0u

March 04, 2020 at 11:07AM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "India, Korsel dan Jepang Kompak Bikin Harga Batu Bara Ambles"

Post a Comment

Powered by Blogger.