Search

Eropa Episentrum Baru, Trump Salahkan China Sumber Corona

Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah angka terjangkit dan kematian akibat penyakit corona (COVID-19) di seluruh dunia kini telah melampaui angka di China. Negara tirai bambu itu tampaknya berhasil menghentikan angka penyebaran virus dengan karantina lengkap (lockdown) Wuhan sejak Januari 2020.

Namun, Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Kamis (29/3/2020) menyalahkan China, menganggap bahwa dunia harus membayar kurangnya transparansi negara tersebut mengenai penyebaran wabah corona di sana.


"Itu bisa saja terkandung pada satu daerah di China di mana ia dimulai. Dan tentu saja, dunia membayar harga besar untuk apa yang mereka lakukan," kata Trump, dilansir dari AFP. Namun, Trump sendiri juga mendapat kecaman atas tanggapannya terhadap pandemi ini di AS.

Sementara itu Trump mengatakan pihak berwenang AS kini dengan cepat melacak anti malaria chloroquine dan hydroxychloroquine untuk digunakan sebagai pengobatan coronavirus, berharap obat tersebut tersedia "segera".

Obat-obatan ini adalah bentuk sintetis dari kina, yang ditemukan di kulit pohon cinchona Amerika Latin dan telah digunakan untuk mengobati malaria selama berabad-abad.

Di sisi lain, Italia kini menjadi negara pertama dengan jumlah angka terjangkit tertinggi di Eropa. Bahkan jumlah angka kematian di Italia sebanyak 3.405 kasus sudah melewati China yang hanya memiliki 3.245 kasus kematian.

Kepala Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) bahkan memperingatkan "jutaan" bisa mati jika penyebarannya tidak terkendali di seluruh dunia.

Ketika jumlah korban makin melonjak di Italia, Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan lockdown akan diperpanjang hingga 3 April mendatang, berharap pandemi ini segera berakhir.

Prancis juga memperdebatkan perpanjangan penguncian dua minggu yang diperintahkan oleh Presiden Emmanuel Macron. Hal ini akan dilakukan saat menteri dalam negeri mengecam sejumlah warga dan menyebutnya "orang-orang idiot" karena melanggar aturan pengurungan rumah dan menempatkan orang lain dalam risiko.

Di Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan negara itu dapat "mengubah gelombang" pada coronavirus dalam waktu 12 minggu, tetapi hanya jika masyarakat bisa patuh atas saran untuk menghindari kontak sosial.

Setidaknya penyakit ini terus melanda tokoh terkenal, termasuk negosiator Brexit Uni Eropa Michel Barnier dan Pangeran Albert II dari Monako yang dinyatakan positif COVID-19.

Berdasarkan data Worldometers pada Jumat (20/3/2020) pukul 06:45 WIB, setidaknya sudah ada 244.867 kasus terjangkit virus secara global, dengan kematian sebesar 10.030 kasus. Namun angka yang berhasil sembuh sebesar 87.407 kasus, hampir setengah dari jumlah kasus terjangkit.

Sedangkan Italia memiliki 41.035 kasus terjangkit, dengan penambahan 5.322 kasus baru. Total kematian mencapai 3.405 kasus, dengan 4.440 kasus berhasil sembuh sejauh ini.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2Uk5dVK

March 20, 2020 at 08:13AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Eropa Episentrum Baru, Trump Salahkan China Sumber Corona"

Post a Comment

Powered by Blogger.